Rabu, 28 Desember 2011

Delapan Kado Terindah


Delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang anda sayangi.

1. Kehadiran

Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir dihdapannya lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan disampingnya, anda dapat berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Jadikan kehadiran anda sebagai pembawa kebahagiaan


            2. Mendengar

Sedikit orang yang mampu meberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengarkan dengan baik, pastikan anda dalam keadaan benar-benar relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahmya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan anda memberikan diskusi atau penilaia. Sekdar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

            3. Diam


Seperti kata-kata, didalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipaiak untuk menghuku, mngusir atau mebungungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, diam juga bisa mneunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya “ruang”. Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasehati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel

           4. Kebebasan


Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengetur kehidupan orang yang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya ? memberi kebebsan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah “ kau bebas berbuat semaumu”.
Lebih dalam dari itu, memberi kebebsanan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang diputuskan atau dilakukan.


         5. Keindahan


Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik ? tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang indah.

         6. Tanggapan Positif

Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhdapa pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Kali ini coba dan hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Ucapan terima kasih dan pujian dan juga permintaan maaf adalah kado indah yang sering terlupakan.

          7. Kesediaan Mengalah

Kesediaan untuk mengalah dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita mnyedari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.


          8. Senyuman


Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan denga tulus, bisa menjadi pencair hubunga yang beku, pemberi semangat dalam keputus asaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi.

Kamis, 22 Desember 2011

Tujuh Keajaiban Dunia ada disekitar Kita



Sekelompok siswa kelas geografi sedang mempelajari “Tujuh Keajaiban Dunia “. Pada awal dari pelajaran mereka diminta untuk membuat daftar apa yang mereka pikirkan merupakan “Tujuh Keajaiban Dunia” saat ini. Walaupun ada beberapa ketidak sesuaian, sebagian besar daftar berisi :
1. Paramida
2. Taj Mahal
3. Tembok Besar Cina
4. Menara Pisa
5. Kuil Angkor 
6. Menara Eiffel
7. Kuil Parthenon
Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya. Jadi, sang guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya.
Gadis pendiam itu menjawab
            “ ya, sedikit. Saya tidak bisa memilih karena sangat banyak “
            “ baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki dna mungkin kami bis amembantu memilihinya “ ujar sang guru
Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca “ saya pikir, “ Tujuh Keajaiban Dunia” adalah
1. Bisa melihat
2. Bisa mendengar
3. Bisa menyentuh
4. Bisa menyayangi

Dia ragu lagi, dan kemudian melanjutkan
5. Bisa merasakan
6. Bisa tertawa, dan
7. Bisa Mencintai

Seketika ruang kelas menjadi sunyi mendengar perkataan gadis itu. Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya “keajaiban”. Semnetara kita lihat lagi semua yang telah Tuhan karuniakan untuk kita, kita menyebutnya sebagai “biasa”. Semoga anda hari ini diingatkan tentang segala hal yang betul-betul ajaib dalam kehidupan anda.

Jumat, 16 Desember 2011

cerita cinta part 4


Gina menghentikan langkahnya, dia menatapku tajam. Seolah memohon padaku, untuk tidak mengatakannya. Yang lainpun menatapku, tapi mereka berharap aku memberitaukan pada mereka siapa orangnya.

“ siapa ndra ? anak mana ? “ tanya merek mendesak ku.
Aku tersenyum kemudian menunjuk kearah Gina.
“ Dia “
“ Apa, Gina ?” ujar mereka berempat serempak.
“ Gin bener ?” tanya Ria
Gina berjalan mendekat ke Ria.
“ Ri, sorry gue nggak maksud buat “
“ nggak maksud buat apa, gue nggak nyangka Gin elo “ Ria tampak begitu sedih, ada penyesalan dalam hatiku. Aku takut persahabatan mereka rusak. 
“ sorry Ri, maafin gue “ ujar Gina penuh penyesalan
Tiba-tiba Ria memeluk Gina.
“ selamet ya say, gue udah curiga sama kalian berdua “ ujar Ria
Kemudian diikuti oleh Mira, Sinta dan Linda. Akh... lega rasanya ternyata mereka menerima ini semua.
“ bagus ya , jadian nggak cerita-cerita lagi “ sambung Linda sambil memukul Gina
Spontan aku langsung menghalanginya dan akhirnya tanganku yang terkena sambaran tangannya Linda.
“ ccciiiyyeeeee... dibelain “ goda Mira
“ gue cerita semua ke elo ya, eh elo hal kayak gini aja nggak cerita sama kita-kita “ sambung Sinta, mereka berempat mengerumuni Gina.
“ elo nggak usah ikut-ikut ndra, ini urusan kita “ Sinta memperingatkan ku
Dan mereka mengeroyok Gina, mereka menggelitik Gina rame.
“ udah, udah... ntar gue jatuh nie. Iya iya gue ngaku salah “ mereka menghentikan serangan mereka.
Gina mengatur nafasnya.
“ gara-gara lo nie “ Gina menunjuk menyalahkan ku
“ nggak usah nyalahin orang lain. Sekarang akui dosa lo “ ujar Ria
“ iya, gue minta maaf nggak cerita-cerita sama kalian, soalnya gue nggak enak sama lo Ri. Yaa walaupun gue tau elo nggak beneran suka sama Indra tapi tetep aja “
“ gimana, dimaafin nggak nie anak ? ” ujar Mira
Saat kami pulang, aku mengantarkan mereka sampai didepan asrama putri, kebetulan hari ini diluar asrama tampak sepi.
“ duluan aja ntar gue nyusul “ ucap Gina
“ cciiiiyeeeeeee, iya dech kita2 ngerti koq” ujar mereka
Gina hanya tersenyum kemudian teman-temannya masuk kedalam
“ apa-apaan sie lo ?” tanyanya padaku
“ apa nya yg apa-apaan ?” aku balik bertanya padanya
“ngapain ngomong sama mereka segala “
“ kenapa emangnya? Toh mereka juga cepat atw lambat bakalan tau juga kan”
“ iya emang, tapi bukan sekarang “
“ udahlah nggak usah dibahas, oh ya pulang nggak minggu ini?” tanyaku
“ kayaknya sie pulang mau cari buku, kenapa?”
“ temenin gue ke pesta ulang tahun sepupu gue ya”
“ nggak akh, males banget gue “
Aku menghadangnya.
“ apaan sie lo? minggir”
“ kalo elo nggak mau nemenin gue, gue nggak bakalan minggir. Biarin aja orang liat “
“ narok tau nggak lo. Minggir ndra“
“ nggak mau.... ayo lah gin, please.....”
“ iya.... iya..“ ujarnya rada kesel
“ nah ini baru pacar gue “
“ leebbbaaayyy..........” ucapnya dan langsung masuk kedalam asrama.

Dan hari itu tiba, seperti biasa aku menjemputnya dan sekarang sudah ada kemajuan karena aku sudah bisa menjemputnya didepan rumahnya. Tak lama aku menunggu Gina akhirnya dateng.
“ jam berapa sie acaranya ? ulang tahun atau acara nikahan nih” tanyanya
“ acaranya sie jam delapan ntar “ jawabku
“ terus ngapain jam segini udah berangkat. Jangan-jangan elo katring ya disana “
“ temenin gue cari kado dulu “
“ bilang donk “
“ makanya jangan langsung nyerocos aja, udah kayak petasan aja “

Setelah sampai di mall kami langsung berkeliling mencari kado untuk sepupuku. Udah hampir ½ jam muter-muter tapi aku belum menemukan kado yang menurut ku pas.
“ bantuin donk, gimana sie? “ ujarku rada kesel, karena dari tadi Gina tak sedikitpun membantuku.
“ gimana gue mau nolong elo, sepupu elo cewek apa cowok aja gue nggak tau “
“ cewek, umurnya nggak jauh beda sama kita. Sana bantuin cari biar cepet “
“ ok bos... “
Gina mulai mencari barang yang pas untuk dijadikan kado, akupun begitu. Beberapa kali Gina mengajukan saran padaku, tapi semua kutolak. Sepertinya Gina tidak terlalu memiliki keahlian di bidang ini. Setelah keluat masuk toko pernak-pernik akhirnya aku menemukan sebuah Tas yang lumayan unik dan lucu. Aku menemukan Gina untuk menanyakan pendapatnya.
“ gimana kalo ini ?” aku menanyakannya dari arah belakang badannya, saat dia menoleh padaku. Tampak raut terkejut dan bingung diwajahnya.
“ ciyyeee,, siapa nie Gin, kenalin donk ke kita-kita ?” ujur seorang cewek yang ada disana. Gina tampak kaget dan tersadar dari ke bingungannya.
“ oh ya kenalin ini indra, ndra kenalin ini temen-temen gue “ ujar Gina yang tampak gugup dan bingung.
Aku memperkenalkan diriku begitupun teman-temannya. Mereka ada 5 perempuan dan 3 laki-laki.
“ akhirnya punya pacar juga lo Gin “ celetuk salah satu temen perempuannya
“ pacar...??? bukan, dia bukan pacar gue. dia temen kampus gue.
“ kalo bukan pacar, ngapain elo berdua disini ?”
“ gue Cuma bantuin dia cari kado buat sepupunya, ya maklumlah selera gue kan tinggi jadi gitu lah “ Gina dengan lancar mengucapkan kata-kata demikian.
Sakit hatiku mendengar ucapannya, dia tak menganggapku sebagai pacarnya, kenapa ? dia malu pacaran dengan ku atau sebenernya diantara temen-temennya ini ada gebetannya.
“ iya, kita Cuma temenan aja “ ujarku dan langsung meninggalkan mereka.
“ sorry, kita duluan ya...” pamit Gina pada teman-temannya kemudian menyusulku.
Gina berhasil menyusulku, Dia menghadangku.
“ sorry..” ucapnya penuh penyesalan, aku mengusap kepalanya dan tersenyum padanya. Aku berusaha untuk mengerti keadaannya. Aku mencoba memahami mungkin Gina belum siap jika hubungan aku dan dia diketahui banyak orang. Walaupun aku tak tau apa alasannya tapi aku mencoba untuk memahaminya.

Tak lama kemudian kami tiba di pesta, pesta yang diadakan di salah satu hotel mewah di daerah ini.
“ gila !!! acaranya disini ndra, mewah banget. Banyak artisnya lagi, adduuhhhh minder nie gue. udah kayak orang gila kesasar aja gue disini” ujar Gina sesaat memandang dirinya.
“ apaan sie lo? Udah dech nggak usah lebay biasa aja “
“ mau biasa aja gimana? Lo liat baju gue bandingin sama yang dateng, dibandingin sama pelayannya aja masih kerenan mereka dari pada gue. udah akh gue tunggu diluar aja ya..” ujar Gina, aku menariknya
“ udah dech, gue juga biasa-biasa aja “
“ ya ampun indra, akhirnya dateng juga lo “ Sisil menghampiri ku, dia adalah sepupuku. Yah... dia lah ratu di pesta malam ini.
“ happy b’day ya..” aku mengucapkan selamat padanya
“ ini pasti Gina..” ujar Sisil, dari mana Sisil tau. Aku tak pernah cerita padanya
Gina hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum.
“ tau dari mana lo ? ” tanya ku
“ hahahaa.... Gue kesana dulu, have fun ya. “ ujarnya meninggalkan kami
“ sepupu elo cantik banget, ramah lagi. Beda banget sama lo “
“ maksud lo? Gue nggak ganteng, nggak baik, nggak ramah “
“ bagus dech kalo tau “ ujarnya seperti tanpa dosa
Kami berdua asyik bercanda ditengah keramaian dan kemewahan pesta ini, sepertinya dia sudah lupa akan ketidak PD annya tadi saat pertama kali masuk, sekarang dia sudah asyik dengan ini semua.
“ halo indra, apa kabar ?” Rene dia menghampiriku dan langsung duduk disebelahku hingga Gina tergeser. Saat aku akan berdiri menarik Gina, tiba-tiba teman-temanku datang menghampiriku, aku tak bisa menolak mereka. Mataku berusaha tak lepas dari Gina.
“ apa kabar lo ndra, sombong amat lu sekarang “ ujar Dino
“ biasa aja sob “
“ gimana betah lo disana ?”
“ iya, ndra gue denger-denger disana agak gimana gitu. Kenapa nggak pindah aja sie kesini. Biar kita mudah kalo mau ngumpul atau jalan-jalan “ ujar Rene dia mendekatku dan memegang tanganku, aku berusaha melepaskannya karena Gina memandangku. Sesaat aku menoleh, Gina sudah tak ada lagi, kemana dia ?
Aku berusaha untuk melarikan diri, aku mengkhawatirkan Gina. Dia tak tampak dimanapun mataku mencari. Apa yang sedang dia lakukan ? dimana dia sekarang ?
Oh Gina aku mohon jangan persulit aku untuk menemukanmu kali ini. Aku benar-benar mengkhawatirkanmu.

Senin, 05 Desember 2011

cerita cinta part 3

siiaaapppp, melanjutkan membaca Story yang sudah aku posting kemaren. nah ini adalah bagaian 3 nya selamat menikmati.
Akhirnya kami membeli kue dan mengantarkannya kerumah ku. Sekarang Gina sudah masuk keperangkapku, dia tidak bisa lari lagi. Kali ini aku yang menang Gina.
          “ gue tunggu disini aja ya” ujarnya, tampak raut cemas di wajahnya.
          “ turun aja, bentar juga kok, nggak enak sama mama kalo lo nggak turun”
Gina menurut dengan omongan ku, tumben. Tapi tak apa lah ini sangat membantu.

          “ asslammualaikum “
          “ waalaikumsalam, mana kue nya?” aku memberikan kue yang sudah dipesan mama tadi, Gina hanya berdiri didepan pintu.
          “ di ajak masuk donk temennya ndra “ ujar mama
          “ ayo masuk” aku menarik tangannya, Gina hanya diam.
          “ gue tinggal dulu ya”
saat aku berdiri, Gina menarik tanganku dan menggelengkan kepalanya melarangku untuk meninggalkannya. Aku tersenyum dan kembali duduk disampingnya sambil menenangkannya. Tak lama mama datang membawa minuman dan kue yang ku beli tadi.
“ jadi ini yang namanya Gina ?” tanya mama dengan ramah sambil meletakkan minuman diatas meja.
Gina hanya tersenyum merespon ucapan mama.
“ dia takut nie ma” teriakku, kemudian Gina mencubit pinggangku, dan mama tersenyum. Tampaknya Gina tambah gugup dan nggak keenakan, di tersenyum ke Mama.
“ nggak pa-pa koq Mama dulu juga kayak gitu, wajar”
“ ya ampun akhirnya sampai juga dirumah” ujar kak adel, saat menoleh kearah Gina kak Adel kaget.
“ akhirnya gue bisa juga liat elo Gin, kenalin gue Adel kakaknya Indra yang paling cantik” kak Adel mengulurkan tangannya dan disambut oleh Gina.
“ udah, pasti belum pada makan kan. Nah sekarang Adel, Gina bantuin mama nyiapin makan siang ya”
Mama dan kak Adel sudah duluan, sedangkan Gina masih duduk disebelahku.
“ katanya Cuma bentar aja” protes Gina padaku
“ mau gimana lagi. Kenapa nggak suka nya sama mama dan kakak gue?”
“ bukan gitu, tapikan...”
“ udah nggak usah pake tapi-tapian sekali-kali nurut nggak papa kan. Sana bantuin Mama”
“ elo mau kemana?”
“ masak gue harus ikut kedapur”
Saat makan siang mama, kak adel dan Gina sudah membaur. Gina nggak lagi diem seperti saat pertama kali bertemu tadi, kini Gina sesungguhnya keluar.
“ makannya bentar lagi ya tunggu Yogi pulang” ujar mama
Yogi adalah adik terkecil ku dia masih sekolah kelas 6 sd, tak lama menanti Yogi akhirnya pulang.
“ assalammualaikum”
“ akhirnya yang ditunggu dateng juga” ujar kak Adel
“ ngapain nungguin Yogi, ini siapa?” tanya yogi
“ ceritanya nanti aja, sekarang Yogi ganti baju terus cuci tangan kita makan. Yogi laperkan?” ujar mama
“ ok ma” ujarnya sambil lari kekamarnya.
Tak lama Yogi turun dan kami makan siang, Yogi dikenalkan pada Gina. Bukan hal sulit menurutku untuk Gina berbaur disini. Karena menurutku ini adalah salah satu keahliannya. Mama, Kak Adel dan Yogi tampak begitu akrab dengan Gina seolah-olah aku terlupakan.
“ eh Gin kok lo bisa suka sama Indra ?” tanya kak Gina
“ nggak mungkinlah dia nggak suka sama aku. Adik kakak ini kan ganteng “ sahutku
“ enak aja “ sahut Gina
“ Indra orangnya ngebosenin bangetkan, kakak tau pergaulannya gimana. Dari SD sampe SMA kita satu sekolah. Tanya aja sama Yogi “
“ iya bener kak, abang tuh ngebosenin banget. Main PS aja kalah terus sama Yogi. Hahaha “ timpal Yogi
Gina hanya tersenyum, tapi aku mengartikan senyumannya sebagai sebuah senyuman kemenangan. Sekitar jam lima sore Gina pamit pulang dengan mama dan yang lainnya.
“ tante aku pulang dulu ya udah sore “ ujarnya
“ kok cepet banget sie kak, Yogi kan masih mau main lagi sama kakak “
Dia tersenyum kemudian mengusap kepala Yogi.
          “ kan udah sore, ntar kalo kakak kesini lagi kita kalahin abang Indra lagi. Oke “
          “ janji ya kak “
Gina menganggukan kepalanya, kemudian dia berpamitan ke Kak Adel.
          “ kak aku pulang dulu ya “
          “ iya ati-ati ya. Kalo Indra macem-macem laporin aja ke aku “
          “ siap kak “
          “ Ma aku nganterin Gina dulu ya “ pamit ku.
Didalam mobil Gina nggak berhenti-henti tersenyum seperti menahan tawa.
          “ kenapa sie lo ?”
Kemudian dia tertawa
          “ gue nggak nyangka, orang rumah lo aja bilang kalo elo ngebosenin banget. Apa kabar yang lain. Hahahahaha ...”
          “ ketawa aja terus “
          “ hahahahaaa.... masak maen PS sama anak SD aja kalah. Malu-maluin aja sie lo “ ejeknya lagi.
         

          Diasrama dan dikampus, aku merasa seolah-olah aku ini bukan siapa-siapanya dia. Kami tak pernah duduk berdua ngobrol, jalan keluar bersama. Melakukan hal-hal yang sewajarnya seperti yang lain.
          Saat break siang tadi, aku pulang berbarengan dengan Gina dan teman-temannya.
          “ Indra “ sapanya, aku terkejut saat dia menyapaku.
          “ Indra ada salam nie dari Ria “ ujarnya padaku
Apa maksudnya kali ini ? apa yang kau pikirkan Gina. Baiklah jika kau ingin membuat sebuah permainan kecil Gina, kita lihat siapa yang akan menang kali ini.
          “ oh ya, kenapa Ria nggak bilang sendiri aja. Bener Ri elo nitip salam ke gue “ sahutku
          “ ehmmmm.... ehmmm.... “ Ria tampak gugup, memang aku pernah mendengar bahwa Ria naksir pada ku.
          “ gimana kalo ntar malem kita jalan ?” ajak ku, sambil berjalan mendekat kearah Ria.
Gina hanya diam, dia tak beraksi. Hahahaaa, sekarang aku mau lihat apa yang akan kau perbuat. Jangan menganggap aku seorang yang polos, yang selalu terjebak dipermainan mu. Sepertinya kali ini kamu yang terjebak dengan permainanmu sendiri.
“ udah mau aja Ri, kapan lagi “ ujar teman-temannya yang lain.
“ kalian kalo mau ikut nggak papa, biar rame “ ujarku.
“ gue duluan ya “ ujar Gina
“ gin, mau kemana lo ? gue susulin Gina ya, eh ndra gue boleh ikut kan“ ujar Linda
Aku menganggukan kepalaku sambil tersenyum. Teman-temannya yang lain mengikuti langkah Gina, sedangkan Ria masih disini tertunduk malu.
“ ntar malem jam ½ 8 ya, gue tunggu didepan. Jangan lupa izin dulu dan ajak Gina, itung2 tanda terima kasih gue ke dia. Bye.. “ ujar ku mendahului Ria
Gina, sekarang kau kalah. Aku mau tau seberapa hebat kau bermain, tapi kali ini kau akan terjebak dipermainan yang kau buat sendiri.
½ 8 kurang aku sudah siap menunggu kehadiran mereka, aku ingin tau apakah Gina ikut juga atau enggak ? dari kejauhan aku melihat mereka, yupz seperti yang aku harapkan merek berlima dan termasuk Gina.
“ sorry lama, abisnya Gina nggak mau ikut sie tadi. Jadi harus bujuk dia dulu “ ujar Ria. Tampak Gina dibelakang mereka dengan muka yang sungguh tak bersahabat.
“ nggak papa kok, gue juga baru dateng. Kalo Gina nggak mau ikut ngapain dipaksa “ ujar ku
“ ok, males juga gue disini “ ujar Gina, tapi Linda, Mira dan Sinta menahannya.
“ iiihhhhhh, elo gimana sie? Nggak asyik banget ” ujar Mira
“ sekarang mau kemana, gimana kalo kita makan aja. Kalian pasti belum makan kan “  ajak ku, Gina ikuti permainan yang kau buat.
“ yuukk, laper banget nie gue “ sahut Sinta
“ elo yang traktir kan?” sambung Linda
Aku hanya menganggukan kepalaku.
“ asseeekkkkkk, capcus “
Sesampainya di tempat nasi goreng yang jaraknya paling dekat dengan asrama kami, kami langsung memesan makanan. Semuanya tampak semangat, kecuali Gina. Entah apa yang dipikirkannya, apakah dia cemburu ? itu yang aku harapkan dari semua permainan ini.
“ oh ya ndra, elo masih jomblo kan ?” tanya Mira sambil menikmati makanannya
“ iya ndra, katanya kemaren elo putus sama pacar lo itu “ sambung Linda
“ iya kalo masih kosongkan, Ria mau daftar nie “ sahut Sinta sambil menggoda Ria yang sudah sangat malu terlihat dari wajahnya yang merah.
“ cciiyyeeee, eh Ri muka lo udah kayak tomat busuk tau nggak “ ledek Linda
“ tau dari mana kalian, tau dari Gina “
Mendengar namanya disebut Gina menoleh kearahku dan aku tersenyum kepadanya.
“ jangan  asal aja mulut lo ngomong “ sahutnya jutek
“ kok sewot, gue kan Cuma nanya. Kalo iya juga nggak papa kok “
“ maaf ndra lagi nggak mood nie “ ujar Mira menengahi
“ gimana masih kosong apa udah ada yang ngisi nie “ sambung Sinta lagi
“ menurut kalian ? “
“ mana kita tau, yang kita tau sie kalo disini elo nggak ada pacar. Tapi nggak tau diluar sana “
“ kenapa nggak tanya sama Gina aja ? pasti dia tau “ sahut ku
“ Gin, elo tau ? kok nggak cerita2 sie sama kita “ desak Linda
“ apaan sie lo? Gue pulang, males gue lama-lama disini “
“ gue udah punya pacar, dan kalian kenal sama orangnya “ ujarku

Senin, 21 November 2011

cerita cinta part 2

Aku melihat kearah jilbabnya, aku tidak melihat dia memakai pin pemberianku. Aku langsung terduduk lemas, ternyata perasaan ku hanyalah sebuah asa yang tak sampai. Rasanya ku tak sanggup untuk memandangnya, aku tidak pernah mengalami hal seperti ini. Sesuatu yang benar-benar membuat jatuh terpuruk.
Semua itu berubah saat di melewati ku dan membenarkan jilbabnya dan ku lihat dia menggunakan pin yang ku berikan padanya digunakannya, kemudian dia tersenyum padaku. Aku langsung berdiri dan melompat kegirangan, aku sungguh bahagia sungguh, aku tak pernah sebahagia ini.
          “ kenapa lo ndra? Kesambet” ujar reno teman ku heran melihat ku.
Ingin rasa aku menghampirinya dan berbicara padanya, tapi janji ku padanya menghalangi langkah ku.
Seminggu aku resmi menjadi pacarnya, tapi tidak ada yang berubah sedikitpun. Malah akhir-akhir ini aku jarang sekali bertemu dengannya, jika bertemupun kami biasa-biasa saja sama sekali tidak ada perubahan. Dia sama sekali tidak pernah menelpon ku jangankan untuk menelpon untuk sms pun dia tidak pernah. Apa dia malu? Dan dia berharap aku memulainya duluan, tapi seharusnya dia tau dan sangat mengerti aku bagaimana ? kau benar-benar membuat hidup ku sulit Gina.
Baiklah kali ini kau menang lagi Gina, untuk sekian kalinya kau membuat ku gila karena tingkahmu. Dan membuatku mengikuti semua jalan yang kau buat, kau buat aku tak berdaya. Akhirnya aku memutuskan untuk menelponnya.
          “ Gina “
          “ iya gue Gina, ini siapa ya?”
Apa dia tidak mengenaliku ? apa dia hanya berpura-pura hanya ingin mempermainkan ku saja?
          “ haaaalllooooo, ada orang nggak ya ?” Tanyanya
          “ elo nggak tau gue ?”
          “ kalo gue tau ngapain nanya “
          “ maksud lo?”
          “ ya mungkin aja gue kenal sama lo, tapi yang jadi masalah nomor lo nggak ada di phone book gue. Ya wajarlah kalo gue nggak tau lo siapa “
Apa Gina tidak menyimpan nomor ku phonebook nya. Apa sebenarnya maksud wanita satu ini? Kau sungguh merepotkan Gina.
          “ gue indra “
          “ ooooooooooo, indra. Ada apa ndra nelpon?”
          “ sebaiknya elo simpen nomor hp gue “
Aku langsung memutuskan telponku. Aku benar-benar kesal padanya, aku tidak tau harus berbuat apa lagi. Tak lama ada sms yang masuk, ternyata dari Gina
           elo marah ndra ?
Kemudian aku membalasnya
          Menurut lo?
Setelah itu lama, Gina tidak membalas sms dari ku. Kali ini aku tidak bisa menahan emosiku lagi. Aku keluar kamar untuk menemuinya, tapi tiba-tiba ada panggilan masuk ternyata Gina. aku masuk kembali kedalam kamar, aku tidak menjawab telpon darinya. Berkali-kali telponnya tidak ku jawab, akhirnya dia mengirim sms padaku.
          Gue Cuma bisa bilang maaf, terserah kalo elo mau marah sama gue. Elo mau benci juga silahkan. Gue terima, mungkin karena elo itu juga elo nggak mau ngangkat telpon dari gue. Senang udah kenal sama lo
Kali ini apa maksudnya kata-kata terakhir dari sms nya. Emangnya gue mau mati apa? Aku kembali menelponnya.
          “ gue kirain nggak mau lagi ngomong sama gue”
Itu kata-kata yang dia lontarkan, anak ini tulus atau nggak minta maaf. Tampaknya dia merasa tidak bersalah sama sekali.
          “ elo kayaknya udah kelebihan pulsa dech, ngapain lo nelpon gue diem aja? Kalo nggak ada yang diomongin ngapain nelpon. Atau elo Cuma mau denger suara gue doank, elo kangen banget ya sama gue. Hahahahaa”
Apa tertawa? Elo emang cewek yang nggak punya perasaan Gina, elo nggak tau kalo gue lagi marah sama lo. Boro-boro gue mau denger elo minta maaf sama gue, rasa bersalah aja kayaknya elo nggak ada.
          “ hey… ngomong donk ndra. Kalo lo diem aja, gue nggak tau “
Aku hanya diam tidak berkomentar sedikitpun.
          “ udah dech ndra nggak usah kayak anak kecil. Cuma gitu aja juga. Wajarlah kalo gue nggak tau kalo itu nomor elo, kita dari awal nggak pernah tukeran nomor hp. Kita nggak pernah sms an, boro-boro mau sms an ngobrol aja jarang banget.”
Tapi gue pernah nelpon elo gin, apa salahnya elo simpen.
          “ kalo elo mikir, kenapa gue nggak simpen nomor lo waktu elo nelpon gue. Wajar aja mana gue tau nomor elo yang mana sedangkan di daftar panggilan masuk banyak nomor yang nggak gue kenal. Gue Cuma takut salah”
Dia bisa tau apa yang aku pikirkan, memang benar apa yang dikatakan olehnya. Kenapa aku tidak memikirkan itu?
          “ elo minggu nanti pulang nggak?” aku langsung mengalihkan pembicaraan
          “ enggak”
          “ kenapa?”
          “ males, udah akh gue ngantuk mau tidur”
Sekarang apa lagi Gina? elo balik marah sama gue.
          “ elo marah?”
          “ nggak kok, gue Cuma ngantuk mau tidur. Udah yah”
          “ tunggu”
          “ apa lagi?”
          “ gue tau tadi gue salah, gue udah marah-marah nggak jelas tanpa dengerin penjelasan dari lo. Sorry ya gin “
          “ bagus dech kalo elo ngerti”
          “ elo nggak marahkan sama gue “
          “ enggak “
          “ bagus dech, elo nggak marah aja gue udah pusing apalagi kalo elo marah”
          “ apa lo bilang? “
          “ nggak kok bercanda”
Nadanya meninggi aku bisa membayangkan ekspresinya saat dia ngomong seperti itu. Gina elo sungguh unik, elo bisa buat gue marah dan tertawa dalam seketika.
          “ seneng banget lo, kayak dapet baju lebaran aja” ujarnya denga kesal
Aku hanya tertawa, Gina hanya diam. Mendengar aku tertawa, tampaknya dia sungguh kesal. Aku mengakhiri tawaku sebelum kesalnya berubah menjadi marah.
          “ kok diem” ujarku
          “ udah selesai ketawanya”
          “ marah ya? Ntar cepet tua lo “
Kira-kira satu jam lebih aku menelponnya, dan aku tak henti tertawa dibuatnya. Aku bener-bener bahagia, Cuma Gina yang bisa membuat aku bebas dan nyaman. Hanya didepan dia aku merasa menjadi diriku sendiri. Tidak seperti indra yang biasanya dingin, cuek dan pendiam. Malam ini tak akan pernah ku lupakan.

Hari-hari ku benar-benar dipenuhi warna sejak aku bersamanya, dia mempunyai banyak kejutan yang terkadang bisa membuat ku kesal ataupun membuat aku tak henti tertawa. Aku bersyukur karena aku bisa mengenal dan mencintainya.
Hari ini aku berencana ingin mengajaknya jalan, aku sudah buat janji dengannya. jam 3 sore aku datang menjemputnya, tapi Gina tidak memperbolehkan aku menjemputnya didepan rumahnya. Aku hanya disuruhnya menunggu didepan gapura didekat rumahnya, entah apalagi maksudnya kali ini. Tapi tak apalah setidaknya kau bisa pergi bersamanya.
“kenapa sie gin gue nggak boleh jemput lo dirumah lo?” tanyaku padanya
“ belom saatnya aja ndra, ntar kalo udah saatnya mau nginep aja dirumah gue hayoo”
“kapan saatnya?”
“ udahlah nggak usah dibahas. Kita mau kemana?”
“ terserah lo aja dech “
“ gimana kalo kita nonton aja, udah lama nie nggak nonton”
“ ok “
aku mengarahkan mobilku kesebuah mall. Setelah sampai kami langsung menuju kebioskopnya.
          “ eh itu kayaknya rian dech “
          “ rian mana?”
          “ teman gue, kita temuin mereka bentar yuk “ ajak ku
          “ hmmmmm, gue ketoilet bentar ya ndra. Kalo lo nemuin temen lo temuin aja, ntar gue langsung nyusul “
          “ ntar aja dech gin, kita temuin temen gue dulu “
          “ nggak bisa ditahan lagi ndra, mau lo liat gue pipis disini”
Aku tak dapat berkata apa-apa lagi, Gina pergi meninggalkan ku toilet, kenapa lagi anak itu?. Aku berjalan menuju rian
          “ hey, ian sombong banget lo” ujarku menyapa mereka
          “ wah...wah.... mimpi apa nie gue”
          “ songong lo ian”
          “ sendirian aja lo? Oh ya kenalin ini mesy “
          “ indra “
          “mesy “ dia menyambut jabatan tangan ku
          “ elo sendirian ndra “
          “ nggak kok “
          “ terus sama siapa “
          “ adalah “
          “ akhirnya punya pacar juga lo ndra, gue kira bakalan jomblo seumur hidup lo ndra “
          “ sembarang aja lo. Terus ini siapa ?” aku menunjuk ke arah mesy
          “ siapa lagi lah? Masak adek gue “
          “ oooooo, hati-hati lo mes, rian tuh playboy”
          “ hahahahhaaaa, bisa aja lo. Nggak usah dipercaya beb, yang ada dia yang playboy”
Aku hanya tertawa menanggapi ucapan rian.
          “ mana pacar lo? Kenalin donk. Apa takut pacar lo naksir gue ?”
Raut wajah mesy agak berubah mendengar ucapan rian.
          “ elo ada aja dia gitu mes, gimana kalo nggak ada?”
          “ kompor lo ndra, udah kita cabut duluan ya “
Rian dan pacarnya pergi, aku masih menunggu Gina kembali dari toilet. Aku liat dari jauh di sedikit berlari kearah ku.
          “ lama banget sie” keluh ku
          “ namanya aja toilet umum “ Ujarnya sambil berjalan meninggalkan ku.
Sekitar jam setengah enam kami baru keluar dari bioskop.
          “ mau kemana lagi nih ?” tanyanya
          “ emang belum mau pulang “ tanya ku
          “ kenapa udah bosen jalan sama gue. ya udah kalo gitu kita pulang aja “
          “ bukan gitu. ini kan udah sore bentar lagi maghrib lagi “
          “ terus kenapa ? udah dech nggak usah banyak alesan”
Ujarnya meninggalkan ku, aku kembali mengejarnya. Aku menarik tangannya.
          “ udah dech nggak usah kayak anak kecil. Malu diliatin orang “
          “ siapa yang kayak anak kecil “
          “ ya udah mau kemana kita sekarang “
          “ PULANG “ jawabnya
Didalam mobil kami berdua hanya diam, sampai terdengar suara adzan maghrib berkumandang.
          “ mau langsung pulang atau sholat dulu dimasjid”
Tak ada respon dari nya, dia masih diam dengan pandangan terus kedepan.
          “ kalo langsung pulang ntar kita kena macet lagi, takutnya nggak dapet maghribnya. Gimana?”
          “ terserah”
Akhirnya aku mengarahkan mobilku ke sebuah masjid, dan kami turun untuk mengambil wudhu kemudian sholat.
Setelah selesai sholat aku menunggunya didepan, sekitar 10 menit aku menunggu akhirnya dia datang. Dia berjalan kearah ku sambil tersenyum cerah, tidak seperti saat kita akan masuk tadi. Aku hanya bengong melihatnya.
          “ ayo... nunggu apaan”
Aku hanya mengangguk dan berjalan mengikuti langkahnya yang tampak riang. Didalam mobil aku hanya diam sedangkan dia terus berkicau. Akhirnya aku mengantarkannya pulang, dia mengucapkan selamat malam padaku dengan cerah. Untuk kesekian kalinya dia membuat bingung dan terkejut? Gina kau sungguh menyimpan banyak rahasia didalam dirimu yang semakin membuat gila untuk mengetahuinya.

Hari ini kembali aku berencana untuk mengajaknya jalan, tapi lebih tepatnya lagi aku bermaksud untuk mengajaknya kerumahku untuk memperkenalkannya pada keluargaku. Dia selalu menolak dengan berbagai alasan jika aku membahas ini.
          “ ntar ajalah gue belum siap, udah kayak mau nikah aja dikenal-kenalin segala”
Itu adalah jawabannya, Kali ini aku harus berhasil membawanya kerumahku, orang dirumahku sudah pada rewel ingin melihat dia, dan yang paling adalah mama ku. Dia selalu membujukku lebih tepatnya lagi dia memaksaku.
          “ ajak donk kesini wanita yang udah buat pangeran mama ini jadi kelimpungan tiap hari. Mama kan pernasaran, ya nggak del”
          “ ia ndra, kitakan mau tau, siapa cewek sial yang dapet musibah bisa pacaran sama cowok yang sangat membosankan seperti kamu”
Itulah kicauan mereka yang selalu membuat ku pusing. Dan hari ini mama memaksa dengan sangat aku harus mengajak Gina kerumahku.
Aku menjemputnya untuk pergi, kali ini aku harus berhasil karena jika tidak bisa-bisa aku dideportasi dari rumah oleh mama.
          “ oke sekarang kita mau kemana?” tanyanya denga ceria saat memasuki mobil.
          “ hari ini terserah tuan putri mau kemana”
          “ beneran?” tanyanya dengan semanga
          “ iya, tapi sebelumnya temenin gue beli kue bentar ya”
          “ kue? Buat apa?”
          “ buat mama, tadi mama nitip beli kue ada temennya mau datang kata”
          “ jadi kita harus nganter kerumah elo gitu”
          “ iah lah, masak dipaketin kuenya”
          “ nggak akh, nggak mau gue”
          “ kenapa? Takut gue ajak kerumah. Nggak lah, ngapain juga kan rencananya kita mau nonton, gue udah beli kok tiketnya” sambil menunjukkan dua lembar tiket untuk meyakinkannya.
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management