Kamis, 24 Oktober 2013

cerita cinta part 8

ada yang nungguin lanjutan cerita aku yang kemarin *semoga ada ya. kalo emang ada maaf ya baru bisa update sekarang. ceritanya udah hampir selesai nih, jadi pantengin terus ya.
Sesaat setelah upacara selesai, aku berencana menemui Gina dikelasnya. Tapi niat ku terhalang dengan datangnya Laura.
“ hey Ndra, nggak nyangka gue, akhirnya bisa satu kampus sama lo ? satu jurusan lagi ? kayaknya kita emang jodoh “ ujar Laura
Apa, berjodoh ? apa dasar menyebut kita berjodoh ? aku tau semua ini pasti sudah kau rencanakan dengan baik Laura, Ujarku dalam hati. Di kejauhan aku melihat Gina sedang asyik dengan laki-laki yang baru saja diperkenalkan sebagai salah satu mahasiswa yang mendapatkan pertukaran pelajar kesini. Mereka tampak akrab, mereka berjalan kearahku, dan aku menantikan itu. Sepertinya Gina terlalu asyik sehingga tak menyadari kehadiranku. Aku benci seperti ini.
Apa, dia melewatiku begitu saja ? tanpa menoleh sedikit pun ? ini sungguh tak bisa aku terima, aku terlupakan begitu saja, saat dia bersama laki-laki itu. Akh.. akhirnya aku ingat laki-laki itu. Dia adalah laki-laki yang menolong Gina ketika dia dikerjai Laura dipesta Sisil.
Aku benar-benar tak tenang dengan kejadian hari ini, seharian ini Gina tak menghubungiku atau sekedar sms. Apa istimewanya laki-laki itu ? ini tak bisa dibiarkan begitu saja. Aku memutuskan untuk menghubunginya, satu kali, dua kali tak ada jawaban. Kemana anak itu ? jika yang ketiga kali ini masih juga tak ada jawaban, selamanya aku tak akan menghubunginya lagi.
“ halo “ diangkat, tapi ini bukan suara Gina
“ in hp Gina kan ? “ tanya ku
“ iya ndra, tapi Gina nya keluar. Hp nya ketinggalan dikamar, tadi dia keluar sama Dion. Ada pesen nggak ? “ jelas Mira
“ nggak ada ra, makasih ya “
Kemana anak itu ? dia benar-benar mau mati. Apa nggak bosen seharian bersama dia ? apa Gina lupa bahwa ada aku disini ? jika ini terus berlanjut aku bisa mati kesal oleh Gina.
Sekita jam 9 malam, handphone ku berdering, ada panggilan masuk. Saat kulihat ternyata Gina, sepertinya Mira memberitahunya jika aku tadi menelpon.
“ maaf ndra tadi hp gue ketinggalan, ada apa ? “ ujarnya polos
“ nggak ada apa-apa, Cuma mau mastiin aja elo masih inget nggak sama gue. udah ya gue ngantuk “ aku langsung memutuskan pembicaraan dan menutup telepon.


****
 “ selamat pagi “ sapa Gina, saat aku keluar asrama. Tampaknya dia sengaja menungguku disini. Sepanjang perjalanan menuju kampus, kami hanya diam. Aku tak berniat untuk memulai pembicaraan, karena aku masih kesal pada Gina.
“ semalem kok langsung ditutup telponnya, padahalkan gue mau cerita “ ujar Gina memecahkan keheningan.
“ gue ngantuk “ jawab ku singkat
“ jutek amat sie, masih pagi ni. Padahal gue lagi seneng banget nie, soalnya gue nggak nyangka Dion pindah kesini.  Terus kemaren dia ngomong, emang sengaja ikut program ini, biar bisa satu kampus sama gue.“ celoteh Gina, aku hanya diam dan tak berniat menanggapi pembicaraannya.
“ Gina “ seseorang memanggilnya, saat aku menoleh ternyata Dion. Aku menoleh kearah Gina. Kulihat dia tampak senang dengan kehadiran Dion, Dion menghampiri kami.
“ gue tadi keasrama elo, eh elonya udah pergi “
“ kenapa nggak ngomong kalo mau berangkat bareng ? “ sahut Gina
Aku muak melihat tingkah mereka berdua, lebih baik aku jalan sendirian saja. Dari pada harus melihat tingkah mereka.
“ indra, tunggu “ teriak Gina, tapi aku tak menghiraukannya. Aku terus berjalan, aku tak pernah berharap hari ini diawali dengan sesuatu yang akan merusak mood ku sepanjang hari.  Kemudian aku merasakan ada yang memegang bahuku, ketika aku menoleh ternyata Gina. Dia tampak kehabisan napas karena mengejarku.
Dikantin kampus, Gina masih tampak ngos-ngosan akibat mengejarku tadi. Gina mengatur napasnya agar kembali normal. Aku hanya diam.
“ kenapa si ndra ? kan nggak enak sama Dion, kalo elo main pergi gitu aja. Seolah-olah dia ganggu elo banget “ ujar Gina
“ emang dia menganggu, baru satu hari dia disini elo udah nggak liat kalo gue ada didepan elo. Gimana kalo sebulan, atau setahun. Bisa-bisa elo lupa sama gue “ sahutku datar.
“ maksudnya, nggak lihat gimana ? “
“ udah lah nggak usah dibahas “ aku berdiri bersiap meninggalkan Gina, tapi tiba-tiba Gina sudah berdiri dihadapanku menghalangi langkah ku.
“ bukannya elo, yang kayaknya seneng banget tuh cewek pindah kesini. mata elo aja sampe mau keluar ngeliat dia “ ujar Gina dengan sinisnya
“ ini karena elo nggak suka sama Laura atau cemburu “ ujarku sambil duduk kembali dikursi kantin
“ elo sendiri ? elo emang nggak suka sama Dion atau cemburu “ sahut Gina yang kembali duduk didepanku.
“ kenapa nanya balik ? “
“ emang ada peraturannya, nggak boleh nanya balik ? “ Gina membuang muka, aku hanya menahan tawa melihatnya.
“ tuh gebetan elo dateng ? “ ujarnya sambil menunjuk kearah Laura yang berjalan kearah ku.
“ hai ndra, gue cariin juga dari tadi ternyata disini “ sapa Laura dengan senyum sumringah, kemudian Laura duduk didepanku yang secara otomatis membuat Gina harus minggir. Gina berdiri dan meninggalkanku.
“ sorry ra gue duluan “ aku meninggalkan Laura dan mengejar Gina
Ternyata alasan Gina melakukan itu padaku karena dia cemburu pada Laura. Walaupun dia tak mengatakannya secara langsung tapi kelakukannya telah menjawab semuanya. Gina memperkenalkan aku pada Dion, ternyata Dion adalah sepupunya. Berarti selama ini aku seperti orang bodoh, cemburu pada Dion yang terus mendekati Gina.
Laura yang terus mencoba mendekatipun, kini tak membuat Gina kesal lagi, sepertinya dia sudah terbiasa akan keadaan ini. Gina lebih memilih diam dengan kelakuan Laura yang terus mencoba mendekatiku. Gina mengatakan padaku, apapun yang dilakukan Laura padaku. selama aku tak menanggapinya, tak akan terjadi apa-apa. Gina mempercayaiku, aku tak akan menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikannya padaku. Kehadiran Laura, menjadikan kami saling mempercayai satu sama lain. Kecurigaan akan hal-hal kecil sekarang semakin berkurang, karena kepercayaan antar satu sama lain yang semakin kuat.
“ apa bener Gina pake pelet buat ngadepetin Indra ? “ ujar salah satu anak-anak kampus. Mereka menghentikan kegiatan bergosipnya saat aku dan Gina lewat.
“ pake pelet ? please deh ! “ ujar Gina kesal, aku hanya tersenyum melihat Gina yang sepertinya sedikit terusik dengan gosip murahan yang sedang beredar sekarang, aku yakin yang menyebarkan gosip ini tak lain adalah Laura.
“ Sin, tugas pak Yusuf udah belum? liat donk “ ujar Gina menghampri Sinta dan lainnya yang sedang berjalan menuju kelas.
“ nyontek aja, buat sendiri donk “ ujar ku, Gina hanya menoleh dengan muka sinisnya padaku.
Orang-orang disekitar Gina memperhatikan Gina sambil berbisik-bisik, kali ini Gina sepertinya terusik dengan pandangan yang penuh selidik itu.
“ apa liat-liat ? mau gue santet ? “ ujar Gina sinis, mendengar ucapan Gina yang tak bersahabat mereka memilih untuk membubarkan diri.
Sinta, Ria, Linda dan Mira hanya tertawa melihat tingkah Gina. Sepertinya hanya mereka yang tak mempercayai gosip itu.
“ kayak udah alih profesi lo Gin “ ejek Mira yang dilanjutkan dengan gelak tawa yang lain.
“ kayaknya elo butuh konfrensi pres deh Gin “ goda Linda
“ udah akh, BT gue “ jawab Gina
“ oii, nyi Gina pelet “ panggil Dion dari dalam kelas sambil berjalan menghampiri kami. Aku dan yang lain tertawa mendengar nama Gina yang diganti oleh Dion.
“ ketawa aja terus “ ujar Gina kesal
Semakin lama gosip murahan ini semakain menjadi. Walaupun tak seluruhnya mempercayai gosip murahan ini dan tampaknya Gina tak terlalu terganggu dengan gosip ini. Tapi aku tak bisa diam begitu saja, Aku mulai gerah dengan tatapan yang penuh selidik saat aku bersama Gina.
“ ndra “ panggil Lukman teman satu kelasku, sambil berlari kecil kearahku. Sepertinya dia membawa kabar yang penting. Aku diam menantikan apa yang akan dikatakan oleh Lukman.
“ Gina ribut di kantin sama Laura “ ujar Lukman
“ thank’s man “ Aku langsung berlari menuju kantin
Kantin yang biasanya sepi sekarang ramai dan sesak, mereka yang sedang menyaksikan keributan Gina dan Laura. Sepertinya mereka mendapatkan tontonan yang bagus.
“ lo tu nggak pantes buat Indra, pake pelet aja bangga lo “ caci Laura
“ kenapa elo sirik ? kalo elo nggak mampu dapetin Indra, terima aja. Nggak usah buat gosip murahan kayak gini “ sahut Gina tenang, ku urungkan niatku menghampiri mereka. Sepertinya Gina mampu mengendalikan situasi ini.
Mira, Ria, Linda, Sinta dan Dion berdiri dibelakang Gina, dengan ekspresi siap perang jika Laura berani macem-macem pada Gina.
Laura tersenyum sinis “ apa elo bilang nggak mampu ? elo harusnya ngaca sebelum ngomong, dari segi apapun elo nggak bisa dibandingin dengan gue “
“ apa yang harus elo banggain HAH ? “ jawab Gina dengan sedikit membentak
“ kekayaan bokap lo, kecantikan elo yang semuanya manipulasi “
Laura diam mendengar ucapan Gina yang sepenuhnya benar, kali ini Laura benra-benar dipermalukan oleh Gina. Aku berjalan menghampiri Gina, tapi langkahku tertahan oleh ucapan Laura yang memukul Gina mundur.
“ setidaknya bokap gue bukan kriminal “ ejek Laura
“ kenapa diem ? gue rasa tentang elo pake pelet itu bukan gosip. Buktinya bokap elo aja hampir mau bunuh orang karena masalah sepele. Pasti elo ngikutin jejak bokap elo kan, karena elo nggak bisa dapetin Indra, elo menghalalkan segala cara untuk dapetin indra “
Mendengar ucapan Laura, Gina diam dan menatap Laura tajam. Aku maju untuk mengakhiri pertengkaran ini, tapi langkahku terdahului oleh Dion.
“ Laura, sebaiknya jaga mulut lo “ Dion maju membela Gina
“ kenapa lo ? mau belaiin Paman lo. Kayaknya kriminal udah jadi identitas keluarga kalian ya? Bokap elo terjerat kasus korupsikan ? “ ucap Laura sinis kearah Dion, membuat Dion diam.
Kali ini Laura sudah melampuai batas, aku tak bisa hanya diam dan menonton seperti ini.
“ Laura cukup “ ujarku, aku menarik tangan Gina. Tapi Gina menepisnya.
“ ini nggak ada hubungannya sama bokap gue, elo nggak tau apa-apa soal bokap gue. sebaiknya jaga omongan elo. Dan elo nggak perlu bawa-bawa Dion, bokap dia belum tentu bersalah. Ini masalah gue sama elo, nggak perlu bawa-bawa orang lain “ Gina tampaknya benar-benar marah. Laura tersenyum sinis menanggapi Gina
“ keluarga kriminal saling bela “ ujar Laura sinis

“ Laura gue bilang, CUKUP “ bentakku, sekali lagi aku menarik tangan Gina, tapi Gina menepisnya. Gina melangkah maju mendekati Laura.

tunggu ya kelanjutannya............. 

Kamis, 11 Juli 2013

cerita cinta part 7

waaaahhh, udah lama banget nggak posting, soalnya kemarin blognya sempet nggak bisa dibuka karena terlalu lama ane abaikan. tapi sekarang ane balik lagi, mulai sekarang ane bakalan lebih rajin lagi. selamat membaca ya, cerita udah hampir selesai nie. pantengin terus ya

Aku tak menghiraukan ucapan Gina, mobil kami terus melaju. Apa maksud Gina dengan semua ini, tiba-tiba mengatakan ingin putus tanpa alasan. Atau ini hanya kerjaan isengnya saja. Aku tak bisa menerkanya.
Sepanjang perjalan kami hanya terdiam, aku tak berani untuk memulai berbicara. Aku takut Gina benar-benar akan meninggalkanku, walaupun aku tak tau apa alasannya hingga Gina seperti ini. Kenapa aku menjadi pengecut seperti ini ? mungkin memang ada hal yang harus diselesaikan antara kami. Dan semoga ini bukan akhir dari sebuah kisah yang baru berjalan ini. Aku menghentikan mobilku dipinggir jalan yang tampak sepi.
“ kalo emang elo mau kita putus, seenggaknya elo jelasin ke gue apa masalahnya “ ujarku setenang mungkin.
“ gue bosen jalan sama lo “ ucap Gina santai seakan dia tak menyakiti siapapun dengan berkata begitu
“  bosen ? “ tanyaku kembali seakan tak percaya dengan alasannya untuk mengakhiri hubungan ini.
“ kurang jelas, perlu gue ulangi “ ujarnya
“ ok, kalo itu mau elo. Tapi biarin gue nganter elo sampe rumah “ ujarku

Aku kembali menyalakan mobil, ini sungguh perjalan yang tak pernah terbayangkan olehku. Aku tak menyangka rasa yang pertama kali muncul saat aku melakukan perjalanan bersamanya, harus berakhir disaat seperti ini juga. Tak satu katapun keluar dari mulutku, ingin rasanya aku mempertanyakan alasan yang diberikannya, alasan yang terasa terlalu dibuat-buat. Tapi aku tak mampu melakukannya, aku takut akan lebih melukai hatiku.
Perjalanan yang panjang ini akhirnya berakhir. Gina mengucapkan terima kasih ketika sampai dirumahnya. Aku tak sanggup melihatnya lagi saat ini, terlalu sakit rasanya jika harus melihat senyumnya. Aku langsung menyalakan mobilku dan kembali kerumah.
Hari-hari berikut berjalan begitu lambat, aku benar-benar merindukannya. Merindukan Gina, walaupun sangat sakit, ketika mengingat alasan yang dilontarkannya padaku, tapi aku tak dapat memungkiri bahwa aku sungguh merindukannya.
“ ndra, mama boleh masuk “ terdengar suara mama dari luar kamarku
“ iya ma masuk aja nggak dikunci “
Mama masuk dan duduk ditepi tempat tidurku, sedangkan aku masih berbaring ditempat tidurku.
“ kenapa sie kayaknya lesu banget, kamu sakit ? “ tanya mama khawatir
“ nggak kok ma, mumpung libur, jadi mau males-malesan aja “ jawab ku
“ Gina udah lama ya nggak kesini ya ? jadi, kangen mama “ ujar mama
Mamapun rindu padanya apalagi aku, rasanya ingin aku menemuinya dan melepaskan semua kerinduan yang sungguh menyiksa ini.
“ mungkin dia lagi liburan sama keluarganya ma “ jawabku tak bersemangat.
“ oh ya, lusakan kamu ulang tahun. Kalo bisa ajak Gina kesini ya kita makan malam bareng. Mama mau nyiram tanaman dulu ya ” ujar mama sembari beranjak meninggalkan kamarku.
Aku lupa bahwa sebentar lagi aku ulang tahun, apa aku bisa membawa Gina kesini dan mengajaknya makan malam bersama. Tak sanggup rasanya mendengar penolakkan yang hanya menambah sakit dihati ini.
Mengapa semua ini harus terjadi ? Mengapa aku harus jatuh cinta padanya ? Apakah semua yang telah aku lakukan selama ini salah ? Aku tak mungkin menyalahkan rasa ini sebab rasa ini pernah membuat ku tersenyum bahagia walaupun kini membuat ku merasakan kekecewaan yang tak pernah aku bayangkan. Tapi mengapa sampai saat ini aku masih merindukannya, masih mengharapkan dia ada disini bersamaku, seperti hari kemarin. Mengapa hingga saat ini aku tak bisa membencinya ? Aku tak mampu untuk marah akan semua perlakuannya terhadapku, walaupun itu sangat menyakitkan. Mungkin karena rasa ini mampu menghapus semua rasa kebencian ku terhadap perlakuannya padaku.

Hari ini aku memenuhi permintaan mama untuk mengundang Gina diacara makan malam nanti. Dan rasa rindu yang tak dapat kubendung lagi, setidaknya aku bisa melihatnya, mendengar suaranya atau sekedar melihatnya dari kejauhan. Aku pun tak yakin akan hal yang aku lakukan ini, tapi rasa rinduku mengalahkan logika ku. Dengan perasaan tak menentu aku melangkah kerumah Gina, berharap bisa bertemu dengannya walaupun aku tau ini akan lebih menyakitkan ku.
“ assalammualaikum “ ujarku
“ waalaikummussalam “ jawab seseorang, tak lama keluarlah Ibu Gina.
“ eh indra, cari Gina ya ? Ginanya baru aja keluar “ ujar ibunya
“ kalo saya boleh tau dengan siapa tante ?” tanyaku penuh seledik
“ tante juga nggak tau, baru pertama kali tante liat. Kalo nggak salah namanya Tomi “
Aku hanya diam mendengar penjelasan dari ibunya, otakku tak dapat kutahan untuk terus berpikir dan menebak siapakah laki-laki itu ? Tak berlama-lama aku langsung berpamitan meninggalkan rumah Gina. Sesampai dirumah aku langsung masuk kedalam kamar, tak ku hiraukan mama dan yang lain memanggilku. Kini yang kuinginkan sendiri, mungkin ini akan membuatku lebih baik setelahnya, walaupun aku sendiri tak dapat memastikannya.
Tuhan mengapa kau anugerah cinta jika hanya membuatku terluka ? aku tau Cinta adalah anugerah Mu yang terindah, tapi cinta ini pula yang membuatku menangis dan cinta ini pula yang membuatku seakan tak ingin melihat hari esok. Andai aku bisa memutar kembali waktu, tak kan kubiarkan hatiku jatuh padanya, tak kan kubiarkan dia menghancurkan hatiku seperti ini. Dulu, cinta mampu membuatku tersenyum bahagia, membuat hari-hariku cerah seakan mendung tak akan pernah datang, dan dulu, cinta ini mampu menguatkanku. Dulu, Senyummu menjadi sebuah semangat untuk ku, suaramu seperti kicauan burung yang memeriahkan pagiku. Tapi kini semuanya terasa sangat menyakitkan. Sekarang, ketika mengingatnya semua terasa sangat menyakitkan. Dan mungkin hingga kini, kau tak tau seberapa dalam rasa ini untukmu, dan mungkin kaupun tak akan pernah terpikir jika rasa yang kubina untukmu, kini telah menghancurkan aku.
Tak terasa air mataku mengalir, aku tau ini adalah hal bodoh. Tapi sakit yang kurasa saat, tak dapat kuucapkan dengan mulutku, kemarahan ku tak dapat kuluapkan. Hanya air mata yang mampu mengatakan apa yang mulut ku tak sanggup katakan. Dan kini, penyesalan semua tak berarti apapun. Karena bagaimanpun kini kau melukai hatiku, aku tak bisa membencimu, Gina. Hatiku selalu menemukan alasan untuk memaafkanmu. Walaupun hati ini telah kau sakiti.
Tok....tok...tok..
Ketukan pintu membuatku kembali kedunia ini, aku menghapus air mataku dan bergegas membuka pintu.
“ surprise...... “ teriak Kak Adel, Yogi serta ada mama dan papa yang tersenyum kepadaku.
“ happy birthday ndra “ ujar kak adel memberiku selamat sambil memelukku. Kemudian bergantian dengan Yogi, papa dan mama.
“ kita punya satu surprise lagi buat elo “ ujar kak Adel

“ happy birthday to you happy birthday to you “ seseorang menyanyikan lagu itu, aku kenal suara ini. Suara yang aku rindukan kehadirannya, suara yang selalu kunantikan setiap harinya.
Gina, kini dia berdiri didepanku sambil membawakan kue. Dia tersenyum kearahku, senyumannya masih sama. Dia tersenyum seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa di antara kami. Apa maksud semua ini ?
“ tiup donk lilinnya “ ujar Gina padaku
Rasanya aku ingin langsung bertanya padanya, apa maksud semua ini ? tapi aku tak bisa melakukannya didepan keluargaku. Gina benar-benar hebat, dia melakukan semua ini seperti tak pernah terjadi apa-apa antara kami. Gina asyik berkumpul dengan keluarga ku, sedangkan aku hanya diam memperhatikannya. Semua menikmati pesta kecil ini. Tak tahan dengan semua ini, terlalu banyak pertanyaan yang tak bisa aku jawab, jika aku hanya diam seperti ini.
Aku menghampiri Gina yang sedang asyik bercanda dengan Yogi. Aku langsung menarik tangannya, Yogi tampak kaget melihat tingkahku. Gina berusaha mengikuti langkahku. Aku membawanya ke teras belakang rumahku, menjauh dari semuanya.
“ kenapa sie lo ?” tanyanya saat aku melepaskan tangannya
“ maksud lo apa ?” tanyaku kesal
“ maksud apaan ?” tanyanya berlagak bingung
“ nggak usah berlagak bego, elo lebih tau dari pada gue “
“ apaan yang gue tau ? udah akh, gue mau masuk. Nggak enak sama yang laen “ ujarnya melangkah meninggalkanku.
“ elo bilang kita putus, tapi kenapa elo ada disini seolah-olah nggak pernah terjadi apa-apa diantara kita “ tanyaku yang menghentikan langkahnya.
Gina menoleh kearahku kemudian berjalan mendekatiku. Aku tertunduk, aku merasa dipermainkan oleh Gina. Jika memang dia tak mencintaiku lagi, tak perlu seperti ini. Karena dengan sandiwaranya ini hatiku semakin tersakiti. Tak terasa air mataku terjatuh, aku merasa harga diriku telah dilukainya. Gina menghampiriku dan menghapus air mataku.
“ cowok kok, cengeng sie. Maafin gue ya, gue sayang sama lo. Jadi, nggak mungkin gue mutusin elo dengan alasan kayak gitu “
Aku semakin tak mengerti dengan semua ini, ataukah ini hanya sebuah permainan Gina. Sebuah jebakan yang dia buat dan berakhir hari ini.
“ Gina nggak salah, kakak yang punya ide “ ujar kak Adel yang muncul dari dalam rumah.
“Kita berhasil Gin. Kakak nggak nyangka elo bisa ketipu sama kita. hahaha “ ujar Kak Adel, dan Gina hanya menahan tawa
Jadi, aku benar-benar dipermainkan oleh mereka. Oh Tuhan, aku benar-benar bodoh, bisa masuk kedalam jebakan mereka.
“ jadi, kalian semua kerja sama, buat.. “ aku seakan tak percaya, melihat semua menyinggungkan senyum kemenangan. Aku benar-benar merasa bodoh dihadapan mereka.
“ dan elo jadi pemeran utama dari permainan ini ? “ tanyaku pada Gina, Gina berjalan mundur menghindariku. 
“ gue, Cuma disuruh kak Adel. Kitakan mau kasih kejutan ke elo “ ujar Gina membela diri.
“ nggak ada cara lain “ ujarku
“ nggak, hahhaha “ ujar Gina tertawa, sambil berlari menjauh dariku dan aku mengejarnya.
Walaupun aku merasa seperti orang bodoh yang dengan mudahnya masuk kedalam jebakan mereka, tapi aku bersyukur karena semua ini hanya sandiwara. Aku merasa menjadi orang paling tolol dan paling bahagia hari ini. Tolol karena dengan bodohnya aku masuk kedalam permainannya dan bahagia karena semua ini bukan kenyataan.
“ ampun-ampun ” ujarnya padaku dan berhenti kelelahan. Aku menghampirinya.
“ awas kalo elo berani kayak gini lagi “

Tak terasa liburan akhir semester telah berakhir, hari ini kami beraktifitas seperti biasa. Diawal minggu kami selalu mengikuti upacara bendera pada hari senin. Sepanjang ucapara aku sama sekali tak mengikuti dengan baik, aku hanya memperhatikan Gina yang sibuk bercerita dengan teman-temannya, seolah mereka tak memiliki banyak waktu untuk berbagi cerita. Sesekali Gina melihat kearah ku yang terus memperhatikannya, Gina melemparkan senyuman kepada tanda bahwa diapun menyadari kehadiranku disana.
“ baiklah pada semester ini, kampus kita telah melakukan pertukaran pelajar dengan salah satu universitas. mereka adalah Dion saputra dan Laura Anggraini Basuki “ terdengar suara pak Indarto yang hari ini bertugas menjadi inspektur upacara.
Tunggu dulu, Laura Anggraini Basuki. Sepertinya nama itu tak asing bagiku, dan saat aku memastikannya. Benar itu adalah Laura yang aku kenal, mengapa dia bisa ada disini ? apa pertukaran pelajar ? apa ini masuk akala ? dan siapa disampingnya wajah dan senyum itu tak asing bagiku. Belum tersadar aku dari keterkejutan ini, saat aku mneoleh kearah gina, Gina tampak melampaikan tangannya pada lelaki itu. Aku berusaha mengingat siapa laki-laki itu, dimana aku pernah bertemu dengannya ? sekarang, apa lagi yang akan terjadi ?

Rabu, 14 Maret 2012

ikan kecil dan air


Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang-bincang ditepi sungai.
            “ lihatlah anakku, air begitu penitng dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati “ kata ayah kepada anaknya
            Pada saat bersamaan, seekor ikan kecil mendengarkan percakapan itu dari bawah permukaan air, ia mendadak menjadi gelisah dan ingin tahu apakah air itu? Yang katanya begitu oenting dalam kehidupan ini.
            “ hey, tahukah kamu diamana air ? aku dengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati “ ikan kecil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya.
            Ternyata semua ika tidak mengetahui dimana air itu, si ikan kecil semakin gelisah, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman. Saat bertemu dengan ikan sepuh, ikan kecil langsung bertanya.
            “ dimanakah air ?”
            “ tak usha gelisha anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadiranya. Memang benar, tanpa air kita akan mati “ jawab ikan sepuh.

            Apa makna cerita ini untuk kita ? maknanya adalah, terkadang manusia mengalami situasi seperti ikan kecil, mencari kesana kemari tentang kehidupan dan kebahgiaan, padahal ia sedang menjalaninya, bahakan kebahagiaan sedang melingkupinya hingga dia tak menyadarinya.

Senin, 05 Maret 2012

cerita cinta part 6

Semuanya tampak serius mengikuti acara ini, termasuk Gina. Disaat sesi tanya jawab dia tampak antusias bertanya dan mengeluarkan sanggahannya. Saat makan siang, aku mencari Gina dia tampak dirombongan kampus gue, kemana dia. Aku mencarinya dan aku menemukannya sedang berdiri diluar sambil menendang batu-batu kecil

Senin, 27 Februari 2012

cerita cinta part 5

Aku berkeliling mencarinya, dari jauh terlihat ada kerumuan. Aku menghampirinya dan aku melihat Gina disana.
“ eh, elo nggak punya mata apa ? elo kerja sampe mati aja nggak bakalan bisa gantiin baju gue “ ujar laura, dia tampaknya sangat marah. Laura adalah salah satu anak dari seorang pengusaha sukses.
“ maaf gue nggak sengaja “ sahut Gina
“ nggak sengaja apaan ? jelas-jelas elo sengaja. Kenapa elo iri liat gaun gue hah? secara elo nggak akan mampu beli gaun semewah ini kan “ kemudian dia menyiramkan minumannya kearah Gina
Aku berusaha menembus keramaian, aku melihat Gina disiram oleh Laura.
“ apaan sie lo ra, dia kan udah bilang nggak sengaja “ ada seorang laki-laki yang membela Gina. Dia memakaikan jasnya ke Gina.
“ udah deh Din, elo nggak usah ikut campur “
“ Gina..” ujar ku, Gina menoleh kearahku.
“ elo kenal gembel ini ndra “ ujar Laura
“ dia pacar gue, besok elo bakalan dapetin baju yang sama persis didepan pintu rumah lo “ ujarku, Laura terkejut mendengar ucapan ku. kemudian aku membawa Gina keluar dari pesta.
“ kenapa ndra ?” tanya sisil padaku
“ Cuma kecelakaan kecil aja, biasa laura. Kita cabut duluan ya “
Sisil menganggukan kepalanya, sedangkan Gina masih tertunduk diam. Ternyata laki-laki itu mengikuti kami hingga keparkiran. Saat kami akan naik mobil, Gina menemui laki-laki itu.
“ makasih ya Din, jasnya ntar gue cuci dulu baru gue balikin. Oh ya ndra kenalin ini Dino temen gue, Din ini Indra “
“ Dino “
“Indra “ kami berjabat tangan
“ iya Gin, pake aja dulu. Kayaknya elo lebih butuh dari pada gue sekarang “
“ iya, gue duluan ya“ pamit Gina, aku hanya melemparkan senyum padanya
Didalam mobil kami hanya diam, aku tak berani menanyakan apa yang terjadi tadi. sepertinya Gina juga nggak mau bahas itu. Tapi itu bukan hal yang penting bagiku, yang terpenting sekarang adalah aku ingin tau siapa Dino itu. Tapi aku lebih tak punya nyali lagi untuk menanyakan itu.
“ sorry gue udah ngerusak pestanya “ ujar Gina membuka pembicaraannya. Ucapannya penuh penyesalan, aku menoleh kearahnya. Gina hanya tertunduk.
“ tapi gue beneran nggak sengaja “ Gina melanjutkan ucapannya, kali ini suaranya terasa berat. Gina kembali diam. Aku menghentikan mobilku.
“ udah nggak pa-pa “ aku mencoba menenangkannya, aku memegang kepalanya.
“ tapi gue udah buat elo malu “ ucapnya
“ siapa bilang gue malu ? nggak lah, ngapain juga harus malu. Tapi gue agak bingung “
“ bingung kenapa?”
“ kok tadi elo diem aja nggak ngelawan, biasanya kan preman pasar aja kalah sama lo “ Ucapku, Gina tersenyum medengar ucapanku.
“ sebenernya sie mau gue tonjok tuh mukanya, terus gue acak-acak rambutnya. Malah gue kepikiran mau ngerobek gaunnya yang dia bilang mahal banget itu” ucap Gina semangat, tapi terdengar agak menyesal
“ terus kenapa tadi Cuma diem “
“ gue takut elo bakalan tambah malu “ ucapnya menyesal
Aku tersenyum mendengar ucapannya, aku menggenggam tangannya dan tersenyum kepadanya. Aku bangga sama kamu Gin !!! ucapku dalam hati.
Mungkin jika aku yang berada diposisi Gina, aku tak akan berpikir dua kali untuk menghajar Laura yang sudah mempermalukan ku didepan umum, tapi Gina masih memikirkan aku disaat seperti itu. Padahal jika saja dia menghajar Laura saat itu, aku tetap akan membelanya. Aku merasa beruntung telah menemukan sebuah mutiara yang tak pernah disadari oleh orang lain keberadaannya, bahwa mutiara indah itu ada disekitar mereka.

Susah sekali untuk menemuinya, sekedar ngobrol sungguh sulit. Aku hanya bisa melihatnya jika diruang makan saja atau saat tak sengaja bertemu. Aku benar-benar gila dibuatnya, sehari saja tak mendengar suaranya atau tidak melihatnya aku merasa hampa.
“ eh ndra elo mau ikut nggak, ada acara seminar “ Leo memcahkan lamunanku
“ kenapa ?” tanya ku
“ hari ini ada seminar, sampe sore acaranya lumayan bisa bebas dari kelas. Masih kurang 5 orang lagi nie “ ujar Leo sambil menunjuk catatan nama-nama yang akan ikut, dan aku melihat ada nama Gina. Akhirnya ada saja cara Tuhan menjawab doa umat Nya.
“ ok dech gue ikut “ jawab ku penuh semangat
“ semangat amat lo? “ ujar leo, dan aku hanya tersenyum
“ ndra elo bisa bantuin gue nggak ?”
“ apaan ?”
“ gini, gue kayaknya nggak bisa ikut, soalnya ntar siang gue mau izin pulang kakak gue mau nikah. Yang jadi masalah gue yg harus koordinir anak-anak “
“ males akh “
“ ya udah dech kalo elo nggak mau, kasian juga kalo Gina sendirian “
“ siapa? Gina ?”
“ iya, yang jadi koordinir kan gue sama Gina. Ayolah ndra bantuin gue. koordinator disuruh bawa motor sendiri ndra, kan lumayan nggak perlu sempit2an dalam mobil “
“ bawa motor, bukannya Gina nggak bisa bawa motor “
“ elo lah yang boncengin, heboh banget mau bawa dua motor”
“ ok, gue mau bantuin elo “
“ gitu donk, thanks bro “
“ sama-sama bro “
Gina sedang sibuk mengkoordinir anak-anak yang akan mengikuti seminar. Aku salut dengan Gina, dia bisa melakukan apapun. Jika aku yang berada diposisinya, aku nggak menjamin akan selancar ini. Semuanya sudah berangkat tinggal Gina sendirian, dia tampak bingung. Mungkin sedang menunggu Leo.  Aku menghentikan motor didepannya.
“ lama banget sie lo, udah telat nie “ omelnya sambil mengambil helm dariku
Sepertinya dia tak menyadari jika ini adalah aku, sesampainya ditempat seminar.
“ lambat banget sie! ngelepas helm aja, udah kayak mau bersihin make up “ omelnya
Aku hanya tersenyum, dan melepaskan helmku.
“ kok elo mana leo ?” ujarnya kaget
Aku hanya tersenyum dan berjalan mendahuluinya dan Gina mengejarku.
“ kok bisa elo, leo mana ? udah dech nggak usah main-main, elo bisa di alfain karena elo nggak ada izin “ omelnya sepanjang jalan menuju ruangan seminar, dan aku hanya tersenyum.
“ indra “ ucapnya geram sambil menarik tanganku. Aku menghentikan langkahku dan berbalik menghadapanya. Sesaat aku hanya diam, dan Gina masih memegang tanganku. Sepertinya suara Gina yang agak kencang tadi sudah menarik perhatian orang sekitar.
“ nggak malu, diliatin orang tuh “ ucapku sambil menunjuk sekeliling, Gina melepaskan tanganku. Mukanya memerah karena malu. Kemudian dia berjalan mendahuluiku.

Rabu, 28 Desember 2011

Delapan Kado Terindah


Delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang anda sayangi.

1. Kehadiran

Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir dihdapannya lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan disampingnya, anda dapat berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Jadikan kehadiran anda sebagai pembawa kebahagiaan


            2. Mendengar

Sedikit orang yang mampu meberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengarkan dengan baik, pastikan anda dalam keadaan benar-benar relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahmya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan anda memberikan diskusi atau penilaia. Sekdar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

            3. Diam


Seperti kata-kata, didalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipaiak untuk menghuku, mngusir atau mebungungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, diam juga bisa mneunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya “ruang”. Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasehati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel

           4. Kebebasan


Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengetur kehidupan orang yang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya ? memberi kebebsan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah “ kau bebas berbuat semaumu”.
Lebih dalam dari itu, memberi kebebsanan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang diputuskan atau dilakukan.


         5. Keindahan


Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik ? tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang indah.

         6. Tanggapan Positif

Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhdapa pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Kali ini coba dan hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Ucapan terima kasih dan pujian dan juga permintaan maaf adalah kado indah yang sering terlupakan.

          7. Kesediaan Mengalah

Kesediaan untuk mengalah dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita mnyedari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.


          8. Senyuman


Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan denga tulus, bisa menjadi pencair hubunga yang beku, pemberi semangat dalam keputus asaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi.

Kamis, 22 Desember 2011

Tujuh Keajaiban Dunia ada disekitar Kita



Sekelompok siswa kelas geografi sedang mempelajari “Tujuh Keajaiban Dunia “. Pada awal dari pelajaran mereka diminta untuk membuat daftar apa yang mereka pikirkan merupakan “Tujuh Keajaiban Dunia” saat ini. Walaupun ada beberapa ketidak sesuaian, sebagian besar daftar berisi :
1. Paramida
2. Taj Mahal
3. Tembok Besar Cina
4. Menara Pisa
5. Kuil Angkor 
6. Menara Eiffel
7. Kuil Parthenon
Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya. Jadi, sang guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya.
Gadis pendiam itu menjawab
            “ ya, sedikit. Saya tidak bisa memilih karena sangat banyak “
            “ baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki dna mungkin kami bis amembantu memilihinya “ ujar sang guru
Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca “ saya pikir, “ Tujuh Keajaiban Dunia” adalah
1. Bisa melihat
2. Bisa mendengar
3. Bisa menyentuh
4. Bisa menyayangi

Dia ragu lagi, dan kemudian melanjutkan
5. Bisa merasakan
6. Bisa tertawa, dan
7. Bisa Mencintai

Seketika ruang kelas menjadi sunyi mendengar perkataan gadis itu. Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya “keajaiban”. Semnetara kita lihat lagi semua yang telah Tuhan karuniakan untuk kita, kita menyebutnya sebagai “biasa”. Semoga anda hari ini diingatkan tentang segala hal yang betul-betul ajaib dalam kehidupan anda.
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management