Senin, 27 Februari 2012

cerita cinta part 5

Aku berkeliling mencarinya, dari jauh terlihat ada kerumuan. Aku menghampirinya dan aku melihat Gina disana.
“ eh, elo nggak punya mata apa ? elo kerja sampe mati aja nggak bakalan bisa gantiin baju gue “ ujar laura, dia tampaknya sangat marah. Laura adalah salah satu anak dari seorang pengusaha sukses.
“ maaf gue nggak sengaja “ sahut Gina
“ nggak sengaja apaan ? jelas-jelas elo sengaja. Kenapa elo iri liat gaun gue hah? secara elo nggak akan mampu beli gaun semewah ini kan “ kemudian dia menyiramkan minumannya kearah Gina
Aku berusaha menembus keramaian, aku melihat Gina disiram oleh Laura.
“ apaan sie lo ra, dia kan udah bilang nggak sengaja “ ada seorang laki-laki yang membela Gina. Dia memakaikan jasnya ke Gina.
“ udah deh Din, elo nggak usah ikut campur “
“ Gina..” ujar ku, Gina menoleh kearahku.
“ elo kenal gembel ini ndra “ ujar Laura
“ dia pacar gue, besok elo bakalan dapetin baju yang sama persis didepan pintu rumah lo “ ujarku, Laura terkejut mendengar ucapan ku. kemudian aku membawa Gina keluar dari pesta.
“ kenapa ndra ?” tanya sisil padaku
“ Cuma kecelakaan kecil aja, biasa laura. Kita cabut duluan ya “
Sisil menganggukan kepalanya, sedangkan Gina masih tertunduk diam. Ternyata laki-laki itu mengikuti kami hingga keparkiran. Saat kami akan naik mobil, Gina menemui laki-laki itu.
“ makasih ya Din, jasnya ntar gue cuci dulu baru gue balikin. Oh ya ndra kenalin ini Dino temen gue, Din ini Indra “
“ Dino “
“Indra “ kami berjabat tangan
“ iya Gin, pake aja dulu. Kayaknya elo lebih butuh dari pada gue sekarang “
“ iya, gue duluan ya“ pamit Gina, aku hanya melemparkan senyum padanya
Didalam mobil kami hanya diam, aku tak berani menanyakan apa yang terjadi tadi. sepertinya Gina juga nggak mau bahas itu. Tapi itu bukan hal yang penting bagiku, yang terpenting sekarang adalah aku ingin tau siapa Dino itu. Tapi aku lebih tak punya nyali lagi untuk menanyakan itu.
“ sorry gue udah ngerusak pestanya “ ujar Gina membuka pembicaraannya. Ucapannya penuh penyesalan, aku menoleh kearahnya. Gina hanya tertunduk.
“ tapi gue beneran nggak sengaja “ Gina melanjutkan ucapannya, kali ini suaranya terasa berat. Gina kembali diam. Aku menghentikan mobilku.
“ udah nggak pa-pa “ aku mencoba menenangkannya, aku memegang kepalanya.
“ tapi gue udah buat elo malu “ ucapnya
“ siapa bilang gue malu ? nggak lah, ngapain juga harus malu. Tapi gue agak bingung “
“ bingung kenapa?”
“ kok tadi elo diem aja nggak ngelawan, biasanya kan preman pasar aja kalah sama lo “ Ucapku, Gina tersenyum medengar ucapanku.
“ sebenernya sie mau gue tonjok tuh mukanya, terus gue acak-acak rambutnya. Malah gue kepikiran mau ngerobek gaunnya yang dia bilang mahal banget itu” ucap Gina semangat, tapi terdengar agak menyesal
“ terus kenapa tadi Cuma diem “
“ gue takut elo bakalan tambah malu “ ucapnya menyesal
Aku tersenyum mendengar ucapannya, aku menggenggam tangannya dan tersenyum kepadanya. Aku bangga sama kamu Gin !!! ucapku dalam hati.
Mungkin jika aku yang berada diposisi Gina, aku tak akan berpikir dua kali untuk menghajar Laura yang sudah mempermalukan ku didepan umum, tapi Gina masih memikirkan aku disaat seperti itu. Padahal jika saja dia menghajar Laura saat itu, aku tetap akan membelanya. Aku merasa beruntung telah menemukan sebuah mutiara yang tak pernah disadari oleh orang lain keberadaannya, bahwa mutiara indah itu ada disekitar mereka.

Susah sekali untuk menemuinya, sekedar ngobrol sungguh sulit. Aku hanya bisa melihatnya jika diruang makan saja atau saat tak sengaja bertemu. Aku benar-benar gila dibuatnya, sehari saja tak mendengar suaranya atau tidak melihatnya aku merasa hampa.
“ eh ndra elo mau ikut nggak, ada acara seminar “ Leo memcahkan lamunanku
“ kenapa ?” tanya ku
“ hari ini ada seminar, sampe sore acaranya lumayan bisa bebas dari kelas. Masih kurang 5 orang lagi nie “ ujar Leo sambil menunjuk catatan nama-nama yang akan ikut, dan aku melihat ada nama Gina. Akhirnya ada saja cara Tuhan menjawab doa umat Nya.
“ ok dech gue ikut “ jawab ku penuh semangat
“ semangat amat lo? “ ujar leo, dan aku hanya tersenyum
“ ndra elo bisa bantuin gue nggak ?”
“ apaan ?”
“ gini, gue kayaknya nggak bisa ikut, soalnya ntar siang gue mau izin pulang kakak gue mau nikah. Yang jadi masalah gue yg harus koordinir anak-anak “
“ males akh “
“ ya udah dech kalo elo nggak mau, kasian juga kalo Gina sendirian “
“ siapa? Gina ?”
“ iya, yang jadi koordinir kan gue sama Gina. Ayolah ndra bantuin gue. koordinator disuruh bawa motor sendiri ndra, kan lumayan nggak perlu sempit2an dalam mobil “
“ bawa motor, bukannya Gina nggak bisa bawa motor “
“ elo lah yang boncengin, heboh banget mau bawa dua motor”
“ ok, gue mau bantuin elo “
“ gitu donk, thanks bro “
“ sama-sama bro “
Gina sedang sibuk mengkoordinir anak-anak yang akan mengikuti seminar. Aku salut dengan Gina, dia bisa melakukan apapun. Jika aku yang berada diposisinya, aku nggak menjamin akan selancar ini. Semuanya sudah berangkat tinggal Gina sendirian, dia tampak bingung. Mungkin sedang menunggu Leo.  Aku menghentikan motor didepannya.
“ lama banget sie lo, udah telat nie “ omelnya sambil mengambil helm dariku
Sepertinya dia tak menyadari jika ini adalah aku, sesampainya ditempat seminar.
“ lambat banget sie! ngelepas helm aja, udah kayak mau bersihin make up “ omelnya
Aku hanya tersenyum, dan melepaskan helmku.
“ kok elo mana leo ?” ujarnya kaget
Aku hanya tersenyum dan berjalan mendahuluinya dan Gina mengejarku.
“ kok bisa elo, leo mana ? udah dech nggak usah main-main, elo bisa di alfain karena elo nggak ada izin “ omelnya sepanjang jalan menuju ruangan seminar, dan aku hanya tersenyum.
“ indra “ ucapnya geram sambil menarik tanganku. Aku menghentikan langkahku dan berbalik menghadapanya. Sesaat aku hanya diam, dan Gina masih memegang tanganku. Sepertinya suara Gina yang agak kencang tadi sudah menarik perhatian orang sekitar.
“ nggak malu, diliatin orang tuh “ ucapku sambil menunjuk sekeliling, Gina melepaskan tanganku. Mukanya memerah karena malu. Kemudian dia berjalan mendahuluiku.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management