Senin, 05 Maret 2012

cerita cinta part 6

Semuanya tampak serius mengikuti acara ini, termasuk Gina. Disaat sesi tanya jawab dia tampak antusias bertanya dan mengeluarkan sanggahannya. Saat makan siang, aku mencari Gina dia tampak dirombongan kampus gue, kemana dia. Aku mencarinya dan aku menemukannya sedang berdiri diluar sambil menendang batu-batu kecil


“ kenapa nggak makan ?” tanyaku dan membuat Gina menghentikan kegiatannya itu
“ nggak nafsu” jawabnya tak bersemangat
“ makan diluar yuk “ ajak ku sambil meanrik tangannya, Gina reflek langsung melepaskan tangannya.
“ apaan sie lo ?” ujarnya
“ tenang aja,  nggak bakalan ada yang curiga “
“ maksud lo ?”
“ nggak bakalan ada yang curiga kalo kita pacaran. Kalo ada orang yang curiga berarti orang itu lebih aneh lagi dari pada elo “
Gina cemberut mendengar penjelasanku, dan aku tersenyum menang.
“ mau ikut atau kelaperan sampe sore ?” tanyaku, tanpa mengeluarkan kata-kata Gina langsung memimpin jalan.

Ketika cinta telah menjelma dihatimu, kau tak akan mampu menghindarinya. Seperti itupun yang aku rasakan saat ini, aku tak dapat mengelak bahwa aku ingin selalu bersamanya, ingin selalu mendengar suaranya dan aku ingin tau semua tentangnya. Tak satu detikpun terlewatkan tanpa memikirkannya. Pagi ini aku menunggu Gina didepan asrama, berharap hari ini bisa memulai hari dengan melihat senyumnya. Gina keluar dari asrama dengan terburu-buru hingga bukunya terjatuh, aku membantunya.
“ biar gue yang bawa “ ujarku
“ nggak usah, gue duluan ya  “ jawabnya
Aku mengejarnya dan mengambil buku-buku yang dibawanya, kemudian aku memegang tangannya. Gina berusaha melepaskannya tapi aku menahannya. Aku menghentikan langkahku dan menatapnya.
“ gue nggak mau elo jalan didepan gue, karena mungkin gue nggak bakalan bisa ngikutin elo dan jangan pernah berjalan dibelakang gue, karena gue nggak bisa ngelihat elo, tapi jalan disamping gue, biar gue bisa mastiin kalo elo selalu ada disamping gue. Ngerti. . . ?? “ ucapku, Gina tak menjawab.
Tak ada gunanya hubungan ini disembunyikan, karena pada akhirnya semua akan tetap tau. Aku hanya ingin memberi tau seisi dunia bahwa betapa beruntungnya aku karena telah memiliki kamu, Gina.
Aku tak pernah merasa sebahagia ini, walaupun aku tau mungkin ini bukan suatu hal yang mudah untuk kami. Tapi ketika aku menggenggam tangannya, aku memiliki keyakinan bahwa aku mampu menlewati apa yang ada didepan ku.
Semua orang menatap kami, Gina tertunduk malu. Aku semakin mengeratkan genggaman tanganku, berharap dapat meyakinkan Gina bahwa yang aku lakukan ini adalah yang terbaik untuk kami.
“ makasih ya “ ucap Gina sesampainya didepan kelas, kemudian mengambil buku yang kubawakan tadi.
Saat aku masuk kedalam kelasku, aku melihat semuanya menghampiri Gina. Aku tau akan seperti ini, tapi aku yakin Gina lebih hebat dari siapapun buat menghadapi ini. Aku percaya padanya melebihi aku percaya pada diriku sendiri. Saat istirahat aku menemuinya, Gina sedang asyik bersama teman-temannya.
“ sory, gue pinjem Ginanya bentar “ ujarku
“ lama juga nggak pa-pa koq “ ujar Linda sambil mendorong Gina ke arahku
Kami berjalan mencari tempat yang enak untuk bicara, semua mata tertuju pada kami. Banyak bisik-bisik yang terdengar, aku hanya tersenyum menanggapinya.
“ kenapa lo ? udah kayak orang gila aja, senyum-senyum sendiri “ tanya Gina padaku, kami duduk dikoridor kelas.
“ lucu aja liat mereka, berasa jadi artis “
“ apaan yang lucu ? males ada “ ucap Gina dengan nada kesal
“ sama, kalo elo lagi ngomongin org gitu juga perasaannya “
“ enak aja ! ! sorry ya, jangan samain gue sama yg lain “
“ siapa yang nyamain coba ? kalo elo sama kayak yang lain. Gue nggak bakalan jatuh cinta sama lo “
“ elo orang yang ke 1001 bilang kayak gitu ke gue “ ujarnya sombong
 “ besok pulang bareng ya ? gue disuruh bokap bawa mobil, nggak enak kalo sendirian “
“ nggak akh, gue pulangnya besok lusa aja. Bareng yang lain “ ujarnya
“ ngapain nunggu lusa ? lebih cepetkan, lebih baik. Ayolah, please !! ” ujarku sedikir memohon.
“ udah akh, gue masuk duluan “ ujar Gina beranjak pergi meninggalkanku
“ besok jam 2, jangan telat “ ucap Gina sambil berlari kecil menuju kelasnya
Ini adalah salah satu hal yang membuat aku jatuh cinta padamu Gina, semua yang berhubungan dengan mu selalu penuh dengan kejutan, kau telah menjadi sesuatu yang beda dan spesial dengan caramu sendiri. Kehangatan yang kau tebarkan, keramahan yang selalu berjalan seiring dengan langkahmu dan keceriaan yang selalu hadir saat bersamamu. Itu hanya beberapa hal kecil yang membuatku selalu merindukanmu.
Keesokan harinya, jam 2 kurang aku sudah siap menunggu didepan asrama. Gina paling nggak suka dengan telat, menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, lebih baik aku menunggunya. Gina keluar dari asramanya, tapi raut wajahnya menunjukkan sesuatu yang buruk terjadi.
“ kenapa sie cemberut aja ?” tanyaku sambil berkonsentrasi menyetir. Gina tak menjawab, dia hanya diam dan cemberut.
Gina terus diam dan memandang kejendela mobil, tak sedikitpun dia menoleh kearahku. Jangankan berharap untuk mengobrol dan bercanda dengannya sepanjang perjalanan ini, seulas senyumanpun tak ada diwajahnya. Jika seperti ini sama saja aku pulang sendiri, mungkin lebih baik jika aku sendirian, dari pada terus seperti ini. Aku menghentikan mobilku.
“ kenapa sie lo ? tau elo bakalan kayak gini, mendingan gue pulang sendirian “
“ jadi elo mau pulang sendirian, ok. Gue turun “ jawab Gina kemudian turun dari mobil dan mengambil tasnya. Aku tak apa yang harus aku lakukan, apa yang menyebabakan Gina seperti ini pun aku tak tau. Aku turun menyusulnya. Aku mengambil tasnya dan memasukkannya kembali kedalam mobil.
“ masuk gin “ ujarku sambil membukakan pintu mobil
Gina diam, aku menunggunya didepan pintu mobil, tapi Gina tetap diam,  bahkan dia siap untuk menghentikan bis yang lewat. Aku tak bisa tinggal diam, aku menarik tangannya dan memaksanya masuk kedalam mobil. Untung saja jalanan sepi sehingga ini tak menjadi tontonan. Gina berusaha untuk melepaskan diri.
“ lepasin, apa-apaan si lo “ ujarnya
Aku tak menghiraukan ucapannya, dan tetap memaksanya masuk. Setelah Gina masuk kedalam mobil aku langsung masuk dan mengunci mobil hingga Gina tak bisa lagi keluar.
“ buka “ teriak Gina
“ apa-apaan sie lo Gin ? kayak anak kecil. Kalo emang ada masalah bisa diomongin baik-baikkan, nggak perlu kayak gini “
“ gue mau kita putus “ ucap Gina datar
“ nggak usah main-main gin “ aku tak mempercayai apa yang diucapkannya
“ apa kata-kata gue kurang jelas ? gue ulangin gue mau kita ... “ ulang gina, belum selesai Gina ngomong aku langsung memotongnya.
“ gue anggap, gue nggak denger “ ujarku, aku langsung menyalakan mobil.
“ gue mau KITA PUTUS “ teriak Gina

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management