Aku melihat kearah jilbabnya, aku tidak melihat dia memakai pin pemberianku. Aku langsung terduduk lemas, ternyata perasaan ku hanyalah sebuah asa yang tak sampai. Rasanya ku tak sanggup untuk memandangnya, aku tidak pernah mengalami hal seperti ini. Sesuatu yang benar-benar membuat jatuh terpuruk.
Semua itu berubah saat di melewati ku dan membenarkan jilbabnya dan ku lihat dia menggunakan pin yang ku berikan padanya digunakannya, kemudian dia tersenyum padaku. Aku langsung berdiri dan melompat kegirangan, aku sungguh bahagia sungguh, aku tak pernah sebahagia ini.
“ kenapa lo ndra? Kesambet” ujar reno teman ku heran melihat ku.
Ingin rasa aku menghampirinya dan berbicara padanya, tapi janji ku padanya menghalangi langkah ku.
Seminggu aku resmi menjadi pacarnya, tapi tidak ada yang berubah sedikitpun. Malah akhir-akhir ini aku jarang sekali bertemu dengannya, jika bertemupun kami biasa-biasa saja sama sekali tidak ada perubahan. Dia sama sekali tidak pernah menelpon ku jangankan untuk menelpon untuk sms pun dia tidak pernah. Apa dia malu? Dan dia berharap aku memulainya duluan, tapi seharusnya dia tau dan sangat mengerti aku bagaimana ? kau benar-benar membuat hidup ku sulit Gina.
Baiklah kali ini kau menang lagi Gina, untuk sekian kalinya kau membuat ku gila karena tingkahmu. Dan membuatku mengikuti semua jalan yang kau buat, kau buat aku tak berdaya. Akhirnya aku memutuskan untuk menelponnya.
“ Gina “
“ iya gue Gina, ini siapa ya?”
Apa dia tidak mengenaliku ? apa dia hanya berpura-pura hanya ingin mempermainkan ku saja?
“ haaaalllooooo, ada orang nggak ya ?” Tanyanya
“ elo nggak tau gue ?”
“ kalo gue tau ngapain nanya “
“ maksud lo?”
“ ya mungkin aja gue kenal sama lo, tapi yang jadi masalah nomor lo nggak ada di phone book gue. Ya wajarlah kalo gue nggak tau lo siapa “
Apa Gina tidak menyimpan nomor ku phonebook nya. Apa sebenarnya maksud wanita satu ini? Kau sungguh merepotkan Gina.
“ gue indra “
“ ooooooooooo, indra. Ada apa ndra nelpon?”
“ sebaiknya elo simpen nomor hp gue “
Aku langsung memutuskan telponku. Aku benar-benar kesal padanya, aku tidak tau harus berbuat apa lagi. Tak lama ada sms yang masuk, ternyata dari Gina
elo marah ndra ?
Kemudian aku membalasnya
Menurut lo?
Setelah itu lama, Gina tidak membalas sms dari ku. Kali ini aku tidak bisa menahan emosiku lagi. Aku keluar kamar untuk menemuinya, tapi tiba-tiba ada panggilan masuk ternyata Gina. aku masuk kembali kedalam kamar, aku tidak menjawab telpon darinya. Berkali-kali telponnya tidak ku jawab, akhirnya dia mengirim sms padaku.
Gue Cuma bisa bilang maaf, terserah kalo elo mau marah sama gue. Elo mau benci juga silahkan. Gue terima, mungkin karena elo itu juga elo nggak mau ngangkat telpon dari gue. Senang udah kenal sama lo
Kali ini apa maksudnya kata-kata terakhir dari sms nya. Emangnya gue mau mati apa? Aku kembali menelponnya.
“ gue kirain nggak mau lagi ngomong sama gue”
Itu kata-kata yang dia lontarkan, anak ini tulus atau nggak minta maaf. Tampaknya dia merasa tidak bersalah sama sekali.
“ elo kayaknya udah kelebihan pulsa dech, ngapain lo nelpon gue diem aja? Kalo nggak ada yang diomongin ngapain nelpon. Atau elo Cuma mau denger suara gue doank, elo kangen banget ya sama gue. Hahahahaa”
Apa tertawa? Elo emang cewek yang nggak punya perasaan Gina, elo nggak tau kalo gue lagi marah sama lo. Boro-boro gue mau denger elo minta maaf sama gue, rasa bersalah aja kayaknya elo nggak ada.
“ hey… ngomong donk ndra. Kalo lo diem aja, gue nggak tau “
Aku hanya diam tidak berkomentar sedikitpun.
“ udah dech ndra nggak usah kayak anak kecil. Cuma gitu aja juga. Wajarlah kalo gue nggak tau kalo itu nomor elo, kita dari awal nggak pernah tukeran nomor hp. Kita nggak pernah sms an, boro-boro mau sms an ngobrol aja jarang banget.”
Tapi gue pernah nelpon elo gin, apa salahnya elo simpen.
“ kalo elo mikir, kenapa gue nggak simpen nomor lo waktu elo nelpon gue. Wajar aja mana gue tau nomor elo yang mana sedangkan di daftar panggilan masuk banyak nomor yang nggak gue kenal. Gue Cuma takut salah”
Dia bisa tau apa yang aku pikirkan, memang benar apa yang dikatakan olehnya. Kenapa aku tidak memikirkan itu?
“ elo minggu nanti pulang nggak?” aku langsung mengalihkan pembicaraan
“ enggak”
“ kenapa?”
“ males, udah akh gue ngantuk mau tidur”
Sekarang apa lagi Gina? elo balik marah sama gue.
“ elo marah?”
“ nggak kok, gue Cuma ngantuk mau tidur. Udah yah”
“ tunggu”
“ apa lagi?”
“ gue tau tadi gue salah, gue udah marah-marah nggak jelas tanpa dengerin penjelasan dari lo. Sorry ya gin “
“ bagus dech kalo elo ngerti”
“ elo nggak marahkan sama gue “
“ enggak “
“ bagus dech, elo nggak marah aja gue udah pusing apalagi kalo elo marah”
“ apa lo bilang? “
“ nggak kok bercanda”
Nadanya meninggi aku bisa membayangkan ekspresinya saat dia ngomong seperti itu. Gina elo sungguh unik, elo bisa buat gue marah dan tertawa dalam seketika.
“ seneng banget lo, kayak dapet baju lebaran aja” ujarnya denga kesal
Aku hanya tertawa, Gina hanya diam. Mendengar aku tertawa, tampaknya dia sungguh kesal. Aku mengakhiri tawaku sebelum kesalnya berubah menjadi marah.
“ kok diem” ujarku
“ udah selesai ketawanya”
“ marah ya? Ntar cepet tua lo “
Kira-kira satu jam lebih aku menelponnya, dan aku tak henti tertawa dibuatnya. Aku bener-bener bahagia, Cuma Gina yang bisa membuat aku bebas dan nyaman. Hanya didepan dia aku merasa menjadi diriku sendiri. Tidak seperti indra yang biasanya dingin, cuek dan pendiam. Malam ini tak akan pernah ku lupakan.
Hari-hari ku benar-benar dipenuhi warna sejak aku bersamanya, dia mempunyai banyak kejutan yang terkadang bisa membuat ku kesal ataupun membuat aku tak henti tertawa. Aku bersyukur karena aku bisa mengenal dan mencintainya.
Hari ini aku berencana ingin mengajaknya jalan, aku sudah buat janji dengannya. jam 3 sore aku datang menjemputnya, tapi Gina tidak memperbolehkan aku menjemputnya didepan rumahnya. Aku hanya disuruhnya menunggu didepan gapura didekat rumahnya, entah apalagi maksudnya kali ini. Tapi tak apalah setidaknya kau bisa pergi bersamanya.
“kenapa sie gin gue nggak boleh jemput lo dirumah lo?” tanyaku padanya
“ belom saatnya aja ndra, ntar kalo udah saatnya mau nginep aja dirumah gue hayoo”
“kapan saatnya?”
“ udahlah nggak usah dibahas. Kita mau kemana?”
“ terserah lo aja dech “
“ gimana kalo kita nonton aja, udah lama nie nggak nonton”
“ ok “
aku mengarahkan mobilku kesebuah mall. Setelah sampai kami langsung menuju kebioskopnya.
“ eh itu kayaknya rian dech “
“ rian mana?”
“ teman gue, kita temuin mereka bentar yuk “ ajak ku
“ hmmmmm, gue ketoilet bentar ya ndra. Kalo lo nemuin temen lo temuin aja, ntar gue langsung nyusul “
“ ntar aja dech gin, kita temuin temen gue dulu “
“ nggak bisa ditahan lagi ndra, mau lo liat gue pipis disini”
Aku tak dapat berkata apa-apa lagi, Gina pergi meninggalkan ku toilet, kenapa lagi anak itu?. Aku berjalan menuju rian
“ hey, ian sombong banget lo” ujarku menyapa mereka
“ wah...wah.... mimpi apa nie gue”
“ songong lo ian”
“ sendirian aja lo? Oh ya kenalin ini mesy “
“ indra “
“mesy “ dia menyambut jabatan tangan ku
“ elo sendirian ndra “
“ nggak kok “
“ terus sama siapa “
“ adalah “
“ akhirnya punya pacar juga lo ndra, gue kira bakalan jomblo seumur hidup lo ndra “
“ sembarang aja lo. Terus ini siapa ?” aku menunjuk ke arah mesy
“ siapa lagi lah? Masak adek gue “
“ oooooo, hati-hati lo mes, rian tuh playboy”
“ hahahahhaaaa, bisa aja lo. Nggak usah dipercaya beb, yang ada dia yang playboy”
Aku hanya tertawa menanggapi ucapan rian.
“ mana pacar lo? Kenalin donk. Apa takut pacar lo naksir gue ?”
Raut wajah mesy agak berubah mendengar ucapan rian.
“ elo ada aja dia gitu mes, gimana kalo nggak ada?”
“ kompor lo ndra, udah kita cabut duluan ya “
Rian dan pacarnya pergi, aku masih menunggu Gina kembali dari toilet. Aku liat dari jauh di sedikit berlari kearah ku.
“ lama banget sie” keluh ku
“ namanya aja toilet umum “ Ujarnya sambil berjalan meninggalkan ku.
Sekitar jam setengah enam kami baru keluar dari bioskop.
“ mau kemana lagi nih ?” tanyanya
“ emang belum mau pulang “ tanya ku
“ kenapa udah bosen jalan sama gue. ya udah kalo gitu kita pulang aja “
“ bukan gitu. ini kan udah sore bentar lagi maghrib lagi “
“ terus kenapa ? udah dech nggak usah banyak alesan”
Ujarnya meninggalkan ku, aku kembali mengejarnya. Aku menarik tangannya.
“ udah dech nggak usah kayak anak kecil. Malu diliatin orang “
“ siapa yang kayak anak kecil “
“ ya udah mau kemana kita sekarang “
“ PULANG “ jawabnya
Didalam mobil kami berdua hanya diam, sampai terdengar suara adzan maghrib berkumandang.
“ mau langsung pulang atau sholat dulu dimasjid”
Tak ada respon dari nya, dia masih diam dengan pandangan terus kedepan.
“ kalo langsung pulang ntar kita kena macet lagi, takutnya nggak dapet maghribnya. Gimana?”
“ terserah”
Akhirnya aku mengarahkan mobilku ke sebuah masjid, dan kami turun untuk mengambil wudhu kemudian sholat.
Setelah selesai sholat aku menunggunya didepan, sekitar 10 menit aku menunggu akhirnya dia datang. Dia berjalan kearah ku sambil tersenyum cerah, tidak seperti saat kita akan masuk tadi. Aku hanya bengong melihatnya.
“ ayo... nunggu apaan”
Aku hanya mengangguk dan berjalan mengikuti langkahnya yang tampak riang. Didalam mobil aku hanya diam sedangkan dia terus berkicau. Akhirnya aku mengantarkannya pulang, dia mengucapkan selamat malam padaku dengan cerah. Untuk kesekian kalinya dia membuat bingung dan terkejut? Gina kau sungguh menyimpan banyak rahasia didalam dirimu yang semakin membuat gila untuk mengetahuinya.
Hari ini kembali aku berencana untuk mengajaknya jalan, tapi lebih tepatnya lagi aku bermaksud untuk mengajaknya kerumahku untuk memperkenalkannya pada keluargaku. Dia selalu menolak dengan berbagai alasan jika aku membahas ini.
“ ntar ajalah gue belum siap, udah kayak mau nikah aja dikenal-kenalin segala”
Itu adalah jawabannya, Kali ini aku harus berhasil membawanya kerumahku, orang dirumahku sudah pada rewel ingin melihat dia, dan yang paling adalah mama ku. Dia selalu membujukku lebih tepatnya lagi dia memaksaku.
“ ajak donk kesini wanita yang udah buat pangeran mama ini jadi kelimpungan tiap hari. Mama kan pernasaran, ya nggak del”
“ ia ndra, kitakan mau tau, siapa cewek sial yang dapet musibah bisa pacaran sama cowok yang sangat membosankan seperti kamu”
Itulah kicauan mereka yang selalu membuat ku pusing. Dan hari ini mama memaksa dengan sangat aku harus mengajak Gina kerumahku.
Aku menjemputnya untuk pergi, kali ini aku harus berhasil karena jika tidak bisa-bisa aku dideportasi dari rumah oleh mama.
“ oke sekarang kita mau kemana?” tanyanya denga ceria saat memasuki mobil.
“ hari ini terserah tuan putri mau kemana”
“ beneran?” tanyanya dengan semanga
“ iya, tapi sebelumnya temenin gue beli kue bentar ya”
“ kue? Buat apa?”
“ buat mama, tadi mama nitip beli kue ada temennya mau datang kata”
“ jadi kita harus nganter kerumah elo gitu”
“ iah lah, masak dipaketin kuenya”
“ nggak akh, nggak mau gue”
“ kenapa? Takut gue ajak kerumah. Nggak lah, ngapain juga kan rencananya kita mau nonton, gue udah beli kok tiketnya” sambil menunjukkan dua lembar tiket untuk meyakinkannya.



06.46
ikha..
Posted in:
1 komentar:
udah di post nie part 2 nya..
semoga ad yang baca ya..
terus dpet respon yang baik
aammmmiiiinnnnnnnnnn
Posting Komentar